Semua karena kebiasaan. Orang yang terbiasa ngopi
tiap pagi sambil baca koran akan terasa aneh jika suatu pagi tak melakukan itu.
Bahkan ketika ternyata kopinya habis dibela-belain membelinya meski warung
belum buka. Orang yang terbiasa nulis dengan cara kidal juga akan terasa
janggal jika tiba-tiba dia disuruh untuk menulis dengan tangan kanan.
Ini tentang kisahku dengan si blonceng. Sejak kecil
hingga aku menikah blonceng selalu saja aku santap dalam bentuk
sayur.Dihidangkan bersama bayam. Ehm, segarnya. Jadi kangen nih sama blonceng.
Namun, di Depok nggak ada yang jual blonceng. Mau nyari sampai ke pasar dan
swalayan juga tidak saya temukan tanaman merambat ini.
Ah, bukan. Bukan ini masalahnya. Semenjak peristiwa
itu saya tak ingin makan blonceng lagi. Meski ada kangen yang mendera untuk
melahapnya.
“Nih, coba rasain!” suami saya menawari semangkuk
minuman seperti kolak namun tanpa santan dan berisi sesuatu.
“Apa ini?” tanya saya sambil menunjuk isi mangkuk
itu.
“Ini namanya kenthi.”
“Kok kayak blonceng sih?”
“Blonceng?” suami heran karena di daerahnya Lamongan
blonceng biasa disebut dengan nama kenthi.
Saya pun mencobanya sedikit. Benar, itu blonceng.
Manis sih, tapi karena dalam benak saya blonceng itu dibuat sayuran, saya tak
ingin melanjutkan minum kolak blonceng itu. Aneh.
“Gimana? Enak kan?”
“Hi…blonceng kok dibuat minuman kolak kayak gini. Ini mah biasanya
dibuat sayur sama bayam. Ayah saja ah yang nerusin habisin minuman ini!”
“Walah, kan dah dibuatin emak.”
“Ogah ah, aneh rasanya.”
Akhirnya, minuman kolak dengan isi irisan kenthi itu, eh blonceng itu dihabiskan
suami saya. Sejak saat itu saya enggan makan blonceng meski dimasak sayur dengan bayam ketika pulang kampung ke Kediri. Peristiwa itu masih terngiang.
Blonceng oleh-oleh dari Lamongan |
Mau disayur atau dibuat kolak ya? Ehm, dikasihkan ibu saja deh! |
Tulisan ini diikutkan dalam "Give Away Aku dan Pohon"
Sekilas tentang blonceng:
Blonceng atau lebih dikenal dengan nama Labu air
memang selama ini sering diolah menjadi sayuran. Apalagi jika bloncengnya masih
muda. Bentuknya ada yang seperti labu ukur di laboratorium, ada juga yang
lonjong memanjang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Labu_air)
Ada yang menyamakan blonceng dengan beligo/kundur.
Keduanya memang berasal dari ordo dan family yang sama, namun genus keduanya
berbeda. Blonceng dikenal dengan nama ilmiah Lagenaria siceraria, sedang beligo dikenal dengan nama
ilmiah Benincasa hispida. (http://id.wikipedia.org/wiki/Beligo)
Kalo saya pernah makan manisan blonceng. Enak loh, apalagi kalo dingin. ^_^
BalasHapuswah, enak ya? gimana tu cara buatnya?
Hapusawalnya aku bingung blonceng itu yg gimana,, hehehe,, ternyata labu air toh,, klo di palembang juga biasa dibuat sayur,,, salam kenal, ^_^
BalasHapussayur juga ya? sama donk, salam kenal balik
Hapusbaru tahu kalau nama lain labu air itu bloceng hehehe
BalasHapusaku juga baru tahu
HapusKayaknya pernah lihat blonceng di mana gitu. Ternyata bisa dimasak juga, ya.
BalasHapusSalam kenal, mbak. Semoga sukses untuk GA-nya ^_^
terima kasih, salam kenal juga
Hapusblonceng nya besar bgt mbak, kayak kentongan siskamling.. :D
BalasHapussaya belom pernah nyoba, tapi jadi penasaran... :D
yang aku bawa itu nggak seberapa besar lho ... ada yang lebih menjutai dan montok lagi
Hapusiya sih mbak, selama ini setau saya emang dibuat sayur :)
BalasHapustuh kan? ayo sekarang dibuat kolak ...
Hapus