Zati Arina, konsultan pajak berpengalaman |
“Orang
Bijak Taat Pajak”. Slogan ini bukan slogan biasa. Terpampang jelas di jalan
raya dan di website Dirjen Pajak. Tentu ada maksudnya. Bukan sekedar jadi
slogan apa adanya. Indonesia, sebagai negara berkembang masih membutuhkan
banyak dana untuk pembangunan negaranya. Salah satu sumber dananya adalah dari
pajak. Oleh karenanya, warga negara yang taat bayar pajak seperti PPh, PPn,
PBB, dan jenis pajak lainnya maka tergolong warga yang bijak.
Tak
mudah merealisasikan slogan indah ini, faktanya. Masyarakat masih ada yang
enggan membayar karena muncul ketidaksinkronnan peristiwa. Pejabat pajak malah
banyak yang mengorupsi pajak yang dibayarkan masyarakat. Kasus korupsi yang
dilakukan Gayus Tambunan dan pengikutnya Dhana pada akhirnya melunturkan
semangat dan kemauan masyarakat untuk membayar pajak. Buat apa? Toh,
pembangunan di Indonesia juga masih saja tersendat-sendat. Banjir dimana-mana,
jalan banyak yang rusak, dsb.
Memang,
hal ini berimbas pada peran aktif masyarakat membayar pajak. Namun, seharusnya
pemerintah tak tinggal diam. Kasus korupsi tetap harus dituntaskan
seadil-adilnya. Mengajak dan menyosialisasikan kewajiban membayar pajak juga
tetap jalan. Bagaimanapun slogan ini bukan slogan yang salah. Jika berhasil
diterapkan di seluruh ranah masyarakat Indonesia, dampaknya akan bagus.
Permasalahan juga muncul karena tidak semua masyarakat atau perusahaan bisa
dengan mahir menghitung pajak. Hal ini menyebabkan mereka pun malas membayar
pajak.
Tak
perlu bingung. Menggunakan jasa konsultan pajak adalah solusi terbaik. Salah satu
diantaranya adalah Zeti Arina. Perempuan yang berprofesi di bidang ini sejak
tahun 1995 berpandangan bahwa kehadiran konsultan pajak sangatlah penting.
Bahkan harus bersinergi positif bersama pemerintah dan masyarakat khususnya
yang wajib pajak. Konsultan pajak berpartisipasi dalam menyosialisasikan
peraturan tentang kewajiban pajak dan bagaimana menghitungnya dengan benar dan
tepat kepada masyarakat. Sedang pemerintah bertugas mengamankan pajak yang
sudah terbayar sehingga benar-benar amanah bisa dipertanggungjawabkan untuk
pembangunan negara. Dengan kolaborasi yang cantik maka tugas pemerintah bisa
fokus dan berharap korupsi pajak tidak terjadi lagi. Masyarakat wajib pajak
kembali dan sadar membayarkan pajaknya.
Meski
demikian, menjadi konsultan pajak, tutur perempuan berkacamata ini, tidaklah
mudah dan sembarangan. Untuk menunjukkan keprofesionalannya, konsultan pajak
juga harus mengantongi kemahiran-kemahiran tertentu. Untuk menjadi konsultan
pajak, wajib lulus ujian sertifikasi dari Brevet A, Brevet b, dan Brevet C.
Pendidikan minimalnya pun harus Strata 1 atau Diploma 4.
Menjadi
konsultan pajak pun bisa berubah jadi ladang bisnis yang manis. Anggapan bahwa
konsultan pajak adalah pencuri pajak, sama dengan Gayus Tambunan yang korupsi
pajak bisa ditepis jika konsultan pajak bekerja dengan professional. Dan Zati
Arina sudah menunjukkan kinerjanya. Menjadi konsultan pajak sekaligus CEO Artha Raya Consultant selama bertahun-tahun, justru membuatnya terkenal. Menurutnya, membayar pajak
bisa dengan cara hemat tanpa denda namun tetap sesuai aturan yang berlaku. Kata
“hemat” ini yang akhirnya mampu membius masyarakat wajib pajak untuk
memanfaatkan jasanya. Mereka pun berbondong-bondong untuk membayarkan pajaknya.
Kalau
sudah begini, mewujudkan slogan “Orang Bijak Taat Pajak” bukan omong kosong
belaka. Sinergi yang kuat antara konsultan pajak dan pemerintah bisa membantu
merealisasikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar