Setiap
anak adalah unik. Ada anak yang berkecenderungan suka hal-hal berbau sains, ada
juga anak yang dominan logik matematik. Namun, tak sedikit pula anak yang
memiliki jiwa seni yang tinggi, seperti halnya seni tari.
Selama
ini, kita banyak menjumpai sekolah sebagaimana umumnya. Anak datang belajar
banyak hal. Semua mata pelajaran dipelajari anak. Padahal, setiap anak
dikaruniai kecerdasan dan talenta yang berbeda-beda. Parahnya lagi, orang tua
memaksakan anaknya untuk bisa semuanya. Wajar, dong, jika akhirnya anak malah melempem.
Kelebihan anak tak nampak, keunggulannya tersembunyi.
Sekolah
bakat, adalah solusi bagaimana anak yang unik ini terfasilitasi, termasuk anak
yang menyukai seni tari. Meski anggapan orang masih miring terhadap seni, namun
jika kemampuan ini terus diasah, niscaya anak akan menjadi mega bintang. Stefie
Siera Ngangi, pendiri Stefie’s House of Creativity (SHOC) adalah salah satu
contohnya. Sejak kecil dia menekuni tari balet, operet, dan modelling.
Sekarang, kiprahnya di seni ini berhasil membawanya membangun bisnis di usia
yang masih belia. Dengan menawarkan kurikulum yang bagus, perempuan muda
energik ini berharap SHOC bisa lebih dikenal masyarakat, bahkan mendunia. Nilai unggul SHOC ada pada tenaga pengajar
yang mumpuni dan fasilitas yang memadai. Stefie Siera Ngangi pun berhasil
membangun networking yang luas untuk mengembangkan SHOC. Di samping menawarkan program dance, balet, dan
modelling, SHOC siap pula jika harus melayani special concept dari customernya.
Kepedulian Stefie Siera Ngangi terhadap bakat anak ini tidaklah main-main.
Layak diacungi jempol.
Dimana
harus sekolah tari bagi anak yang memiliki bakat ini? Haruskah dipaksa di
sekolah yang menyuguhkan banyak materi pelajaran?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar