Titin Agustina |
Apa
yang dirasakan seseorang ketika sedang asyik bertamasya? Tentu bahagia rasanya.
Kelelahan dan kepenatan bisa tergelontor ketika menikmati tamasya. Setelah
badan terasa segar, siap deh untuk berkarya kembali. Pekerjaan yang menumpuk
siap untuk diselesaikan lagi. Namun, untuk bertamasya tak harus setelah lelah
menghampiri. Setiap hari kita bisa tamasya dengan tujuan yang mulia.
Tamasya
di penjara. Benarkah? Ya. Demikianlah yang dilakukan Titin Agustina, founder
dan managing director Kraviti. Baginya, tamasya di penjara itu menyenangkan dan
membuatnya bahagia. Betapa tidak, dengan membantu perempuan-perempuan penghuni
penjara memiliki ketrampilan dan berdaya guna tidak pernah menghentikan
langkahnya menjadi sociopreneur di sana. Penjara harus menjadi bagian tempat
yang produktif. Penghuninya harus berani mengubah diri menjadi pribadi yang
lebih baik. Bahkan selama di penjara, perempuan-perempuan yang di sana harus
mampu menghidupi kehidupan mereka sendiri. Tangan Tina bekerja di penjara itu.
Pembinaan
senantiasa dilakukan Tina kepada warga penghuni penjara. Paling tidak mereka
bisa menabung dari hasil kerja mereka mengolah kain perca menjadi barang yang
berguna. Dengan ketrampilan ini, selepas dari penjara, penghuni Lapas Wanita
Bandung diharapkan mampu mandiri.
Bukan
tanpa masalah menikmati tamasya dan berkarya di penjara ini. Tina harus cermat
memilah SDM yang ada agar bisa bekerja sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Selain itu, kualitas hasil kreativitas kain perca buatan perempuan penghuni
penjara harus siap bersaing. Mutu tak boleh biasa saja. Tina berharap orang
membeli produk kreativitas ini bukan karena kasihan disebabkan pembuatnya
penghuni penjara. Kualitas dan strategi pemasaran yang jitu harus senantiasa
dipikirkan.
Penjara
tak sekedar orang datang mengunjungi mengirim makanan atau obat kangen saja.
Lebih dari itu, penjara bisa menjadi tempat tamasya dan berkarya. Titin Agustina
membuktikannya. Ingin bergabung denga Kraviti? Tina, perempuan peraih MBM
Challenge Bank Mandiri 2012 ini bahkan bisa menggandeng Junior Chamber
International untuk mendukung kegiatannya ini.
Penjara
jika diri menutup diri. Namun, di tangan Tina, penjara bukan lagi jeruji. Penjara
menjadi tempat tamasya dan berkarya, bermanfaat bagi sesama. Tina bahagia
sebagaimana halnya tamasya pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar