Sedotan, media sederhana dan murah untuk homeschooling |
Janganlah kau persulit, namun mudahkanlah! Hadits ini begitu
menginspirasi saya dalam berbagai hal, termasuk mendidik anak-anak saya. Bukan
berarti menggampangkan lho! Tapi bagaimana mendidik anak menjadi proses yang
sangat menyenangkan, meski terkadang fasilitas minim dipunyai. Mudah! Itu dalam
benak saya. Homeschooling bagi saya pun gampang-gampang saja.
Tak pernah ada jadwal khusus untuk saya melakukan
homeschooling. Semua sangat tergantung maunya anak. Ketika anak menemukan
sedotan sebagai media menarik untuk dimainkan, maka momen inilah yang saya
manfaatkan untuk homeschooling. Suatu ketika, Qowiyy menyambung sedotan satu
dengan sedotan yang lainnya. Dia tampak senang melakukannya. Saya ikut-ikutan
melakukan hal yang sama untuk adiknya, Saya berhasil menyambung 2 sedotan,
sedang Qowiyy menyambung 3 sedotan. Tiba-tiba Qowiyy meminta ijin mengambil
sedotan yang sudah saya sambung. Lalu disambungkan dengan kepunyaannya.
“Hore, sedotannya jadi lebih panjang!” teriaknya.
“Kok tahu, Mas?”
“Iya, kan disambung jadi satu. Tadi kan dipegang bunda, trus
Qowiyy ambil dijadikan satu!”
“Wah, kalau jadi panjang gitu kira-kira nyampai tidak kena
lampu di atap sana?”
“Gak bisa, harus disambung lagi! Kurang!”
Sederhana. Dari sedotan, Qowiyy memahami penjumlahan secara
tidak langsung. Pun konsep panjang, bahkan daya nalarnya terasah ketika saya
menanyakan pertanyaan terakhir.
Bahkan, ketika jalan-jalan keliling perumahan pun,
homeschooling bisa dilakukan.
“Bunda, itu asap!” teriak Qowiyy melihat asap.
“Wah, asap dari mana ya?”
“Dari api!”
“Mana apinya? Nggak ada tuh?”
“Oh iya ya.”
Qowiyy tampak masih bingung. Api memang sudah tidak tampak,
namun asap masih mengepul. Inilah momen yang tepat menjelaskan mengapa asap itu
ada. Qowiyy manggut-manggut bahkan dia nyeletuk kembali,”Asap itu bikin nggak
enak. Mobil di depannya itu pasti bau. Baju yang dijemur juga pasti bau!”
Luar biasa!
“Kok bisa bau?”
“Kan punya hidung, kan?”
“Siapa yang bikin hidung?”
“Allah!”
Jalan-jalan jadi lebih menyenangkan. Sampai-sampai harus
jalan menanjak pun Qowiyy tak merasa lelah. Pulang pergi, bahkan bisa mencapai 45
menit jalan, Qowiyy pun betah dan tahan. Banyak yang bisa dia pelajari dari
alam.
Mudah, bukan? Beginilah sebagian homeschooling ala saya.
Bagaimana dengan Anda?
oh itu homeschooling to namanya hihi...baru tahu saya :D
BalasHapus