Semua manusia pasti ingin kedamaian, merindukan kebahagiaan,
dan menikmati ketentraman hidup. Namun, sebagian besar dari manusia tidak sadar
bahwa ketika kegalauan, kekalutan, dan kesedihan datang menghampiri mereka, sebenarnya
itu adalah salah mereka sendiri.
Manusia lupa dengan inderanya. Padahal indera itu adalah
jendela. Terlalu sering dibuka maka segala informasi dan rupa dunia menerobos
masuk ke kehidupan manusia. Tanpa saringan. Padahal mestinya manusia bisa
membuka dan menutup jendela dengan lebih bijaksana. Sama halnya ketika kita
berada di sebelah aliran sungai yang jernih sambil mendengarkan alunan musik
yang syahdu, kita pun tidak akan terhanyut sempurna di dalamnya.
Bagaimana agar kebahagiaan mampu kita rasakan? Ada beberapa
kunci yang bisa kita pakai untuk membuka pintu-pintu kebahagiaan itu. Nikmati
hadiah terindah dalam hidup berupa hari ini. Hanya 24 jam ini kita bisa
merasakan kedamaian tentang apa yang kita lakukan dan apa yang kita lihat.
Syukuri saja, tak perlu membayangkan kebahagiaan esok hari atau masa mendatang.
Ketika kita membayangkan hari depan yang masih misteri sesungguhnya kita telah
menunda bahagia itu sendiri.
Nikmati, nikmati, dan nikmati meskipun saat itu Anda sedang
minum segelas air putih sekalipun. Tak perlu buru-buru sehingga Anda punya
waktu untuk mensyukuri apa yang ada dan hadir saat ini. Dengan bersyukur, Anda
akan rasakan bahwa kegelisahan tentang impian takkan pernah terjadi menghampiri
Anda. Anda akan tenang menjalani hidup Anda hari ini. Anda merasa utuh karena
Anda benar-benar bisa memaknai kehadiran hari ini.
Kunci berikutnya adalah cobalah untuk tersenyum. Anda akan
temui betapa senyum yang Anda lakukan mampu membius Anda dan orang lain untuk
lebih bersemangat lagi menjalani hidup. Kita semua harus belajar menjadi
seorang fotografer yang murah senyum. Apa efeknya jika dia ketika memotret
modelnya dalam keadaan tersenyum? Sang model pun ikut-ikutan senyum.
Ada banyak cara untuk bisa tersenyum. Menikmati pagi,
melihat orang tersenyum, melihat benda pujaan. Dan yang lebih penting lagi
adalah lakukan semuanya dengan penuh kesadaran. Full 100% sadar.
Untuk bahagia, kita juga perlu untuk bisa membungkus marah
dengan bijak. Bernafas masuk dan bernafas keluar. Marah datang menyerang,
marilah kita diam sejenak, pejamkan mata, lalu tarik nafas sambil berkata “Bernafas
masuk”. Hembuskan pelan sambil berkata,”Bernafas keluar.” Nikmati prosesnya
hingga marah berujung hilang. Bahagia, kini Anda dapatkan. Istirahat itu perlu
sedang aksi tak perlu buru-buru. Marah bisa diredam, bahagia akan datang.
Sungguh, tak seorang pun dapat memperkirakan apa yang akan
terjadi besok dan bagaimana keadaannya. Yang jelas diri kita harus siap-siap
untuk berubah. Terobosan apapun bisa kita lakukan manakala kita sadar dengan
momen sekarang.
Sekarang tentang tawa, ya, ini juga merupakan resep agar
bahagia. Perlu diketahu bahwa anak-anak bisa tertawa kurang lebih 300 kali
dalam satu hari. Semakin usianya bertambah, frekuensi tertawa itu semakin
berkurang. Orang yang sudah menginjak usia 40 tahun rata-rata hanya tertawa 4
kali dalam sehari. Makanya tak heran anak-anak cenderung tampak lebih bahagia.
Ingin bahagia? Kembalilah menjadi anak-anak, sungguh itu tak mengapa.
Tubuh kita bukanlah mesin. Tuhan sangat tahu dan hebat menciptakannya. Holistik, utuh, dan
menyeluruh sehingga saling mempengaruhi di antaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar