Biar kurakit pesawatku
rentangkan pelan dua sayapnya
Nyalakan sumbunya sampai terpercik api menari
Lepaskan pengaitnya relakan pergi ke arah bulan
rentangkan pelan dua sayapnya
Nyalakan sumbunya sampai terpercik api menari
Lepaskan pengaitnya relakan pergi ke arah bulan
Tak perlu kau rindu menyinggungnya
Perlahan lupakan kepergiannya
Tunggulah kerling lampunya disaat bulan purnama tiba
Pertanda dia telah bertemu dengan peri kecilnya di bulan
Perlahan lupakan kepergiannya
Tunggulah kerling lampunya disaat bulan purnama tiba
Pertanda dia telah bertemu dengan peri kecilnya di bulan
Reff:
Pesawatku terbang ke bulan
Pesawatku terbang ke bulan
Masih
mengenal syair lagu ini, bukan? Lagu yang dibawakan oleh penyanyi kawakan
“Memes” ini kali ini menginspirasi untuk dibedah maknanya terkait keseimbangan
hidup, konsep simetris dalam matematika, dan bagaimana seharusnya manusia
menyikapi kehidupan ini. Tak terkecuali anak-anak.
“Irsyad,
gimana kabarnya sayang hari ini?”tanya Bu Fatimah kepada anaknya yang sedang
asyik bermain melipat-lipat kertas koran bekas di ruang keluarga.
“Eh,
bunda. Baik bunda. Nih sedang iseng membuat origami sambil dengerin musik !”
“Emang
mau bikin apa?”
“Apa
aja, tapi tertantang banget pingin buat pesawat terbang.”
“Boleh
tuh, tapi bisa dong sambil bunda ajak ngobrol? Tentang pesawat terbang juga.”
“Wah,
dengan senang hati!”jawab Irsyad mantap sambil menganggukkan kepala.
“Apa
yang Irsyad ketahui tentang pesawat terbang?”
“Yah
Bunda, begitu aja ditanyain, kayak nggak pernah naik aja! Yang jelas pesawat
terbang itu besar, muat penumpang banyak, ada pilot yang mengendalikannya. ”
“Cara membuatnya gimana?”
“Ya
ada ilmunya sendiri, Bunda. Itu yang aku belum tahu banyak.”
“Bener
nggak ada yang tahu sedikitpun?”
“Apa
ya? Ehm, ya dibuat gimana caranya pesawatnya bisa terbang dengan aman. Ada
sayapnya, biar bisa terbang kayak burung gitu.”
“Wah,
pintar anak bunda. Terkait sayap pesawat, memang gimana ya bentuknya?”
“Panjang,
ada 2 di samping kanan dan samping kiri.”
“Panjang
sayapnya gimana antara yang di samping kanan dan samping kiri?”
“Sama.
Diapit badan pesawat.”
“Kalau
panjangnya nggak sama bagaimana?Atau mungkin sayapnya cuma satu, apa yang
terjadi?”
“Ya
nggak bisa terbang. Bisa, tapi mungkin akan mudah jatuh kali.”
“Mengapa?”
“Karena
nggak seimbang.”
“Betul!”
Filosofi
pesawat terbang sangat tepat bisa mengundang anak berpikir bagaimana seharusnya
dia menjaga dirinya. Bentuk simetris yang dimiliki pesawat terbang mampu
membuat sebuah generalisasi bahwa meskipun seorang anak SD kelas 4 bisa menangkap pesan “keseimbangan hidup”. Jika
tak simetris akan berat sebelah layaknya ayunan yang porosnya tak tepat di
tengah atau lengannya panjang sebelah.
Simetris
adalah keseimbangan.Simetris tak hanya teori dimana segala sesuatu yang
simetris memiliki sumbu simetri, tak hanya bangun datar seperti halnya
dipelajari anak-anak bersama gurunya.
Simetri
adalah tak pilih kasih. Begitulah Allah. Allah Yang Maha Adil. Dan betapa
seharusnya anak bisa memaknainya. Dari sudut pandang lain, anak seharusnya juga
mengerti bahwa ada dua sisi dengan porsi yang sama. Allah Maha Pengampun, Allah
Maha Penyayang, Allah Maha Pengasih, Allah Maha Penerima Taubat, dan masih
banyak lagi kemahaan Allah yang baik-baik. Namun, anak juga harus tetap
dipahamkan bahwa Allah juga mempunyai kemahaan yang sebaliknya. Allah Maha
Pedih Adzab-Nya, Allah Maha Merendahkan, dsb. Apa yang terjadi jika anak paham
konsep ini? Tentu, anak akan lebih berhati-hati menjalani kehidupannya. Dia
seimbangkan perasaan takut dan harap yang dia tambatkan kepada Allah semata.
Tidak kurang tidak lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar