Kamis, 21 Maret 2013

Mengubah Diri untuk Dunia Lebih Baik


Dunia sepertinya selalu saja bersedih. Banjir melanda ibukota negeri ini sejak Desember 2102 lalu, korupsi seolah tak pernah absen dari berita media massa, anak-anak yang mestinya menikmati bangku sekolah justru semakin banyak berkeliaran di jalanan mengais rejeki, ibu-ibu rumah tangga yang mengeluhkan tingginya harga kebutuhan pokok, dan masih banyak lagi kejadian yang terkadang membuat pilu hati, menghenyakkan segala sisi batin ini. Ada apa ini? Apa masalahnya? Bagaimana bisa merubah keadaan menjadi baik-baik saja?

Kembali Indscript Creative bersama Personal Branding Agency-nya mengingatkan agar kita mau mengikuti solusi yang ditawarkan Adjie Silarus. Meditator terkenal ini menyampaikan pesannya bagaimana seseorang bisa melakukan perubahan. Jawabnya,”Mengubah diri sendiri.” Ini penting. Karena wajah dunia ini merupakan wajah-wajah penghuninya. Keberadaan seorang individu akan sangat berpengaruh pada ekosistem besar ini. Efek perubahan seorang individu bisa menjadi virus yang akan menulari sekitarnya. Makanya, seorang presiden yang kuat sekalipun masih sangat membutuhkan komponen lainnya untuk memperbaiki negeri ini. Tak ada pemain tunggal yang akan sanggup menanggung beban terhadap seisi dunia ini. Tidak ada. Yang ada adalah keterkaitan, dimana perubahan individu akan bisa terciprat ke sekitarnya sehingga keharmonisan alam bisa terbentuk dengan sendirinya.
Lalu, seperti apa bentuk mengubah diri seperti yang disarankan Adjie Silarus untuk perubahan dunia? Ahli meditasi dengan teknik Sejenak Hening ini menganjurkan agar tiap pribadi manusia bisa menerima dirinya sendiri apa adanya. Peristiwa enak atau tidak mengenakkan, sedih atau menggembirakan harus diterima dengan ikhlas hati. “Tanpa penerimaan diri yang utuh seperti itu, kita tidak akan pernah bisa menjadi insan yang lengkap dan mampu berkontribusi positif terhadap lingkungan maupun dunia,” jelas Adjie Silarus. Langkah kecil harus mewarnai setiap insan jika ingin memberikan kontribusi, untuk diteruskan dengan kontinyu selanjutnya. Tak harus menunggu semuanya sempurna. Membuang tempat sampah pada tempatnya, berkomitmen untuk jujur terhadap diri sendiri, menjauhi tukang korupsi bisa menjadi langkah kecil yang sangat berarti. Langkah kecil ini sudah menjadikan kita sebagai insan yang peduli. Tentu, hal ini bisa terjadi karena kita bahagia telah berhasil melupakan pengalaman buruk yang menimpa.
Kita peduli, maka masalah di dunia ini akan terkikis satu demi satu. Tak perlu lari terbirit-birit untuk mengatasi. Keputusan kita untuk mengubah dunia harus dinikmati prosesnya. Perlu penghayatan meski pencapaiannya tak sekali jadi. Tak mengapa. Yang terpenting tetap tersambung diri kita dengan alam dan Sang Pencipta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar