Rabu, 18 September 2013

Bahagia dengan Sejenak Hening

Semua manusia pasti ingin kedamaian, merindukan kebahagiaan, dan menikmati ketentraman hidup. Namun, sebagian besar dari manusia tidak sadar bahwa ketika kegalauan, kekalutan, dan kesedihan datang menghampiri mereka, sebenarnya itu adalah salah mereka sendiri.
Manusia lupa dengan inderanya. Padahal indera itu adalah jendela. Terlalu sering dibuka maka segala informasi dan rupa dunia menerobos masuk ke kehidupan manusia. Tanpa saringan. Padahal mestinya manusia bisa membuka dan menutup jendela dengan lebih bijaksana. Sama halnya ketika kita berada di sebelah aliran sungai yang jernih sambil mendengarkan alunan musik yang syahdu, kita pun tidak akan terhanyut sempurna di dalamnya.
Bagaimana agar kebahagiaan mampu kita rasakan? Ada beberapa kunci yang bisa kita pakai untuk membuka pintu-pintu kebahagiaan itu. Nikmati hadiah terindah dalam hidup berupa hari ini. Hanya 24 jam ini kita bisa merasakan kedamaian tentang apa yang kita lakukan dan apa yang kita lihat. Syukuri saja, tak perlu membayangkan kebahagiaan esok hari atau masa mendatang. Ketika kita membayangkan hari depan yang masih misteri sesungguhnya kita telah menunda bahagia itu sendiri.
Nikmati, nikmati, dan nikmati meskipun saat itu Anda sedang minum segelas air putih sekalipun. Tak perlu buru-buru sehingga Anda punya waktu untuk mensyukuri apa yang ada dan hadir saat ini. Dengan bersyukur, Anda akan rasakan bahwa kegelisahan tentang impian takkan pernah terjadi menghampiri Anda. Anda akan tenang menjalani hidup Anda hari ini. Anda merasa utuh karena Anda benar-benar bisa memaknai kehadiran hari ini.
Kunci berikutnya adalah cobalah untuk tersenyum. Anda akan temui betapa senyum yang Anda lakukan mampu membius Anda dan orang lain untuk lebih bersemangat lagi menjalani hidup. Kita semua harus belajar menjadi seorang fotografer yang murah senyum. Apa efeknya jika dia ketika memotret modelnya dalam keadaan tersenyum? Sang model pun ikut-ikutan senyum.
Ada banyak cara untuk bisa tersenyum. Menikmati pagi, melihat orang tersenyum, melihat benda pujaan. Dan yang lebih penting lagi adalah lakukan semuanya dengan penuh kesadaran. Full 100% sadar.
Untuk bahagia, kita juga perlu untuk bisa membungkus marah dengan bijak. Bernafas masuk dan bernafas keluar. Marah datang menyerang, marilah kita diam sejenak, pejamkan mata, lalu tarik nafas sambil berkata “Bernafas masuk”. Hembuskan pelan sambil berkata,”Bernafas keluar.” Nikmati prosesnya hingga marah berujung hilang. Bahagia, kini Anda dapatkan. Istirahat itu perlu sedang aksi tak perlu buru-buru. Marah bisa diredam, bahagia akan datang.
Sungguh, tak seorang pun dapat memperkirakan apa yang akan terjadi besok dan bagaimana keadaannya. Yang jelas diri kita harus siap-siap untuk berubah. Terobosan apapun bisa kita lakukan manakala kita sadar dengan momen sekarang.
Sekarang tentang tawa, ya, ini juga merupakan resep agar bahagia. Perlu diketahu bahwa anak-anak bisa tertawa kurang lebih 300 kali dalam satu hari. Semakin usianya bertambah, frekuensi tertawa itu semakin berkurang. Orang yang sudah menginjak usia 40 tahun rata-rata hanya tertawa 4 kali dalam sehari. Makanya tak heran anak-anak cenderung tampak lebih bahagia. Ingin bahagia? Kembalilah menjadi anak-anak, sungguh itu tak mengapa.

Tubuh kita bukanlah mesin. Tuhan sangat tahu  dan hebat menciptakannya. Holistik, utuh, dan menyeluruh sehingga saling mempengaruhi di antaranya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar