Senin, 22 April 2013

Coba Tirukan, Nak!


Menirukan adalah hal yang sangat lumrah terjadi pada anak balita. Mulai dari menirukan gerakan tepuk tangan, melambaikan tangan sambil berkata “da-da”, menirukan orang dewasa melakukan pekerjaan rumah tangga, dsb. Ehm, ini bukan berarti anak yang jiwanya pengekor lho! Tapi ini tandanya anak yang cerdas. Mengapa? Karena penglihatannya bekerja dengan baik, kemudian anggota tubuhnya juga bergerak sebagai bukti bahwa motorik halus dan motorik kasarnya juga tercapai dengan memuaskan. Kan, kalau anaknya diam saja tambah mengkhawatirkan?
Syukurlah, semua itu juga dilalui oleh Qowiyy, anak saya. Tentu ini tak terjadi dengan sendirinya. Berbagai stimulasi agar reflek menirukan ini tumbuh harus saya lakukan. Ada beberapa momen yang sangat berharga agar anak tumbuh kemampuan menirukannya. Selanjutnya, biasanya anak berusaha mengembangkannya sendiri. Anak menjadi sangat cerdas.
·         Menjemur baju
Selama ini Qowiyy selalu membuntuti saya ketika menjemur baju di pagi hari. Saya selalu menawarkan apakah dia mau membantu? Awalnya geleng-geleng kepala karena dia hanya tertarik bermain dengan air sabun perasan baju yang akan dijemur. Namun lama-lama Qowiyy menunjukkan keinginannya untuk menjemur. Mulai dari memeras baju, lalu menjemurnya. Dari kegiatan ini pun dia bisa membedakan mana baju ayahnya, adiknya, bundanya, dan punya dia sendiri.  Sambil menjemur Qowiyy juga sering menyebutkan warna-warna baju.
"Ini kerudung adik, warnanya coklat ada merahnya, Bunda"

·         Menuang air minum
Sudah kebiasaan ketika air minum di botol habis, saya atau sang ayah selalu mengisinya ulang dari galon. Diam-diam Qowiyy mengamati. Karena galon berat, maka dia pun tak kurang akal. Air minum di gelas dituangkan di botol air minum. Dia senang sekali kegiatan seperti ini. Ketika bertamu ke rumah orang pun dia hampir selalu menuang air dari satu gelas ke gelas lainnya. Lama-lama saya amati ternyata ketika menuang sudah hampir tidak ada air yang tumpah.
Pelan-pelan biar tak tumpah!

·         Bercerita tentang penjual lewat depan rumah
“Itu bapaknya jual apa, Bunda?” tanya Qowiyy ketika melihat seorang laki-laki menjajakan barang dagangannya.
“Bapaknya ngomong apa coba?”
“Tahu, tahu, teh tahunya teh! Gitu, Bunda!” jawabnya.
“Berarti bapaknya jual tahu sayang!”
Karena pengalaman ini Qowiyy jadi hafal teriakan tukang sayur yang lewat depan rumah juga. Pun, tukang rombeng yang memunguti barang bekas rongsokan yang suka lewat siang hari. Persis sekali nadanya. Hingga suatu saat dia mengambil tutup kardus lalu Qowiyy berkata,”Roti, roti, siapa mau roti!” Setelah saya tanya, ternyata Qowiyy ingin jualan roti. Katanya biar dia dapat duit juga untuk beli sepeda.
Qowiyy sedang jualan roti yang disangga di atas kepala

·         Membereskan mainan
Ini juga saya stimulasi ke Qowiyy mengingat usia mulai 2 tahun anak sudah bisa diajarkan untuk bertanggung jawab. Jika selesai bermain ya dibereskan mainannya. Namun, semakin bertambahnya usia ternyata dibutuhkan cara yang lebih menyenangkan agar Qowiyy tetap mau membereskan mainannya. Dengan mengubah lirik lagu “Pelangi-pelangi” dengan warna sedotan yang akan dikembalikannya ke tempat semula, Qowiyy berhasil membereskan semuanya. Bahkan sekarang ketika Qowiyy membereskan mainannya dia pun mampu mengubah lirik lagu “Pelangi-pelangi” tersebut dengan bentuk mainan yang dibereskannya. Kebiasaan saya mengubah lirik lagu pun rupanya menurun kepada Qowiyy. Suatu hari saya pernah mendengar dia bernyanyi seperti ini.
“Adik Nasywah, adik Nasywah
Sedang makan, makan nasi”
(bunyi di stasiun yang menandakan aka nada kereta datang atau berangkat diubah jadi seperti itu)
 Atau seperti ini yang pernah saya dengar,
Mataku ada dua, yang kiri yang kanan
Kakiku ada dua, semua untuk berjalan
(lagu balonku ada lima diubah seperti itu)

Anak yang cerdas. Kalimat ini yang pas untuk mengungkapkan kekaguman saya. Dan ini juga tak bisa terjadi begitu saja. Ada peran ibu yang luar biasa dan setiap hari menemaninya untuk menstimulus tumbuh kembangnya. Termasuk dari makanan yang menjadi asupan untuk buah hatinya.
Karena tahu peran nutrisi sangat penting untuk mendukung kecerdasan anak, maka sebagai orang tua saya tak tinggal diam.
Tak dipungkiri DHA memang penting bagi perkembangan otak anak. Vitamin A demikian juga. Dengan adanya vitamin ini membantu pemeliharaan fungsi kornea mata, pembentukan tulang dan gigi, serta melindungi tubuh dari kanker. Sumber makanan seperti wortel, pepaya, tomat bisa memenuhi kebutuhan nutrisi ini. Syukurlah, Qowiyy bisa melahap semuanya.
Vitamin C bagus pula untuk tubuh agar gusi bisa lebih terlindungi serta memperkuat kekebalan tubuh. Vitamin ini juga penting dalam penyerapan zat besi dalam tubuh. Sumber makanan seperti jeruk, belimbing, dsb pantas untuk disajikan sehari-hari untuk anak. Dan Qowiyy pun doyan.
Vitamin D dan E tak ketinggalan pula. Keberadaannya sangat dibutuhkan tubuh dalam pemeliharaan formasi tulang dan mencegah terjadinya hemolisis sel darah merah. Susu, telur, minyak ikan merupakan beberapa makanan kaya vitamin D dan kacang-kacangan kaya vitamin E.
Vitamin B6. Ya, vitamin ini sangat berguna dalam memaksimalkan kerja otak dan menjaga imunitas tubuh. Bayam, brokoli, kembang kol, gandum, ikan, dan kacang-kacangan merupakan sumber makanan yang mengandung vitamin B6. Yang ini, Qowiyy juga bisa menyantapnya dengan senang.
Nah, semua jenis vitamin tersebut di atas juga ada pada vitamin Seven Seas selain kandungan DHA nya yang tinggi. Kandungan Seven Seas ini memang sudah diformulasikan sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak.
Seven Seas mengandung Vitamin A, B6, C, D, dan E

Mudah bukan agar anak cerdas? Resepnya sederhana, berikan kebutuhan vitamin terbaik untuknya dan jika pada masanya anak tumbuh senang menirukan, sudah selayaknya ibu berkata,”Coba Tirukan, Nak!” 

4 komentar:

  1. anak-anak emang peniru ulung ya, Mbak.. sama dong seperti anakku Faiq, semua penjual atau tukang rombeng yang lewat suka dia tirukan, temasuk: "Pak, beli, Pak...." (tapi kalo orangnya udah jauh, hehe...)
    makasih ya, Mbak, udah berbagi. Nice :)

    BalasHapus
  2. Semoga sukses ya mbak, artikelnya keren :)

    BalasHapus
  3. bener tuh mbak, meniru bisa dijadikan senjata buat meningkatkan ketrampilan anak :)

    BalasHapus