“Loro ping telu piro, Nduk?” seorang ibu bertanya pada
anaknya yang kelas 2 SD.
“6, Bu!”
“Kok bisa?”
“Kan 2 + 2 + 2! Benar kan?”
Sang ibu mengacungkan jempolnya. Lalu dia bertanya lagi,”Jika
2 kali 3 berapa?”
Sang anak menjawab,”6 karena 2 + 2 + 2!”
Kali ini sang ibu menggeleng tanda jawaban anaknya salah.
Sang anak bingung. Apa alasannya. Sang ibu kemudian menjelaskan.
Dalam matematika sebuah perkalian jika diungkapkan dengan
bahasa “kali” seperti 2 kali 3 berarti 2 kali dari 3, jadi 3 + 3, bukan 2 + 2 +
2. Namun jika kalimat matematikanya adalah 3 x 2 (3 kali 2)maksudnya adalah 3
kali dari 2. Jawaban dari sang anak bisa dipakai.
Bagaimana dengan kata “ping” dalam bahasa jawa seperti 2
ping 3? Kalimat ini maksudnya adalah jika dibahasaindonesiakan 2 dikali 3, jadi
2 nya dikali 3. Berarti 2 + 2 + 2.
Ingat, “kali” dan “dikali” (alias “ping”) memiliki makna
yang berbeda. Maka meski hasilnya bisa jadi sama namun filosofinya sangat
berbeda. Aplikasi dalam kehidupan sehari-harinya pun berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar