Minggu, 28 Desember 2014

Akhirnya Sang Ibu Bertanya



           
                 Mengelola sebuah daycare memang menimbulkan rasa senang dan sedih dalam diri saya. Senang, karenanya saya bisa membantu orang tua dalam memberikan pengasuhan dan pendidikan yang baik buat anaknya. Ya, meski sebenarnya takkan bisa menggantikan posisi orang tua di hadapan sang anak. Sedihnya, jika terkadang menjumpai orang tua yang seolah melepas begitu saja anaknya di daycare. Asal sudah dibawakan jajanan kesukaan anaknya, sudah!

                Ada seorang anak, sebut saja namanya Farid, usianya sudah hampir 3 tahun. Anaknya begitu aktif.  Perkembangan motorik kasarnya sangat bagus. Dia sudah bisa memanjat pagar pinggiran tangga, perosotan dengan gaya akrobatik yang suka membuat deg-degan pengasuh di daycare. Berloncatan dari satu kursi ke kursi lainnya juga bisa dilakukan dengan lincah. Bergelantungan apalagi. Farid anak yang pemberani. Pernah di daycare jatuh 2 kali hingga luka wajahnya, juga tak ada kapoknya. Untung ibunya tak marah ketika Farid kecelakaan di daycare. Dan karena itu pula, saya dan pengasuh menganggap bahwa ibu Farid mengerti tentang polah dan keaktifan gerak anaknya.

                Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Pengasuh yang memegang Farid bercerita bahwa suatu hari ibu Farid bertanya,”Bu, Farid anak yang sangat aktif ya geraknya?” Nah lho? Pengasuh kaget, tapi tetap tersenyum. Sang ibu lanjut bertanya lagi,”Gitu tuh bisa berhenti sendiri nggak ya, Bu, geraknya yang banyak itu?”

                Ayo, bisa berhenti, tidak? Ya, wajar dong kalau anak bergerak aktif, yang penting tidak mengganggu dan merusak yang ada. Dalam artian jika masih sifatnya bukan destruktif ya tidak mengapa.  Jatuh, luka, dan sakit? Itu juga wajar. Konsekuensi yang mesti diterima. Namun, ada kekhawatiran dalam benak ibunya Farid. Khawatir Farid susah untuk diam dan konsentrasi sejenak untuk belajar, dsb.

                Pengasuh Farid di daycare tetap tersenyum. Farid tidak seperti yang dikhawatirkan ibunya. Dengan program mendongeng setiap hari untuk Farid, meski awalnya Farid acuh dan tak mau mendengarkan, kini meski belum bisa bertahan lama, Farid mulai melirik buku dongeng yang dipegang pengasuhnya.Mulai bertanya tentang gambar yang dilihatnya. Mulai ada perhatian untuk fokus sejenak. Ibunya senang mendengar kabar itu.

                Pengasuh lebih senang lagi. Akhirnya sang ibu bertanya soal anaknya. Sehari-hari Farid dulunya diantar dan dijemput sama pengasuhnya yang di rumah menuju dan pulang dari daycare. Sejak pengasuhnya tidak bekerja lagi, ibunya lah sendiri yang mengantar dan menjemput meski lewat magrib. Bisa jadi kebersamaan Farid bersama ibunya kurang, sehingga wajar ibunya bertanya seperti tadi. Seperti apa Farid kurang detail mengenalnya.

                Untunglah, syukurlah, sang ibu akhirnya bertanya. Dengan jawaban pengasuh daycare, ada harapan Farid ke depannya akan jauh lebih baik lagi. Ada andil dan turun tangan orang tuanya yang lebih intensif dan maksimal untuk tumbuh kembang Farid.

                 

1 komentar:

  1. Jadi ingat, anak seorang teman yang juga sangat aktif, tiap hari ibunya dibuat sport jantung karena keaktifannya. Alhamdulillah setelah maauk sekolah keaktifannya menjadi lebih terarah.

    BalasHapus