Pengalaman
berMPASI ria dengan membuat sendiri di rumah untuk kedua anak saya, memang pada
akhirnya menuai manfaat yang banyak saya rasakan. Padahal dulu ketika
mempraktikkannya untuk anak pertama sempat putus asa. Qowiyy tak begitu suka,
apalagi itu tanpa gula dan garam. Maksimal 8 suap sendok teh saja bisa masuk
mulutnya. Itupun harus sambil bernyanyi, bermain pesawat-pesawatan, dsb. Perlu
waktu lama deh biar termakan olehnya. Sering tidak habisnya. Tapi saya tetap sabar. Hingga suatu kejutan
terjadi menggembirakan saya. Usia 11 bulan Qowiyy mulai lahap makan. Bahkan
sampai sekarang. Sayur dan buah tetap doyan. Waktu sakit dan rawat inap pun
tetap doyan makan. Alhasil, cepat sembuhnya. Dokternya geleng-geleng kepala.
Lain
Qowiyy, lain pula adiknya, Nasywah. Ketika MPASI tak ada menunjukkan masalah
yang berarti.Usia 6-7 bulan makan puree buah sangat lahap. Lalu lanjut nasi tim
saring dan nasi tim biasa juga sangat lahap meski tanpa gula dan garam. Seneng
deh pokoknya. Makin semangat MPASI homemade. Namun, ketika usia setahun sampai
18 bulan, makan mulai susah. Masuk sih ke mulutnya, tapi tak sebanyak ketika
MPASI. Untungnya, karena sudah terbiasa buah sebelumnya, ketika makan susah,
buah masih mau banyak. Hati saya masih tenang. Baru deh, setelah usia 18 bulan,
Nasywah doyan makan lagi. Bahkan sekarang di usianya 2 tahun 5 bulan, makan
sayurnya juga lebih banyak porsinya. Suka dicemili ketika makan barengan nasi.
Yang pasti, dampak MPASI homemade adalah anak jadi suka makan di rumah. Saya amati
kedua anak saya tidak begitu suka makan beli di warung. Kalaupun mau hanya
beberapa menu dan sering tak habis. Masak sayur bening begitu saja sama tempe
goreng, anak-anak saya sudah doyan makan. Tak pernah repot masak. Asyik, bukan?
Dan
yang pasti, dimana-mana masak sendiri di rumah itu lebih hemat biaya. Lha menunya
sayur bening. Hemat, bukan? Apalagi anak-anak sekarang tidak minum susu lagi di
rumah. Sesekali saja kalau lagi bepergian jauh. Wow, minum air putihnya jauh
lebih hebat lagi. Makan sayur dan buahnya tambah menggila pula. Pepaya bisa
habis separuh berdua sama anak saya. Pisang sekali makan masing-masing ambil 2.
Jeruk sekali makan bisa 4 berdua. Oh ya,
anak saya juga sangat jarang minta untuk jajan di luar. Apalagi sampai
merengek, kecuali jika memang di rumah tidak ada apa-apa untuk dimakan.
Apakah
saya tidak pernah membelikan jajan di luar? Pernah, dong! Tapi tetap terbatas.
Paling juga biskuit seringnya. Itupun sebulan paling habis tak sampai 50 ribu
sama kue yang lain. Belikan roti tawar juga paling sebulan sekali. Beli es krim
paling juga 3 bulan sekali. Kue cubit juga sebulan sekali rata-rata. Seringnya
saya buatin ubi rebus, jagung rebus, singkong goreng, dan beli makanan
tradisional (sawut, gemblong, gethuk, dsb).. Anak-anak malah lebih doyan.
Hemat, bukan?
Tak ada
ruginya deh orang tua bergerilya praktik MPASI. Saya sampai sekarang juga masak
hampir tak pernah pakai gula. Dampak kebiasaan MPASI dulu. Kalau garam pakai secukupnya saja. Tambah hemat lagi, kan? Jangan ragu deh untuk
MPASI homemade. Yuk..
Semangat yang baik.
BalasHapusWah, bener2 hemat dan anak tambah sehat ya, Mak? :)
BalasHapus