Selasa, 30 Desember 2014

MPASI Homemade Itu Menghemat Biaya Hidup


                Pengalaman berMPASI ria dengan membuat sendiri di rumah untuk kedua anak saya, memang pada akhirnya menuai manfaat yang banyak saya rasakan. Padahal dulu ketika mempraktikkannya untuk anak pertama sempat putus asa. Qowiyy tak begitu suka, apalagi itu tanpa gula dan garam. Maksimal 8 suap sendok teh saja bisa masuk mulutnya. Itupun harus sambil bernyanyi, bermain pesawat-pesawatan, dsb. Perlu waktu lama deh biar termakan olehnya. Sering tidak habisnya.  Tapi saya tetap sabar. Hingga suatu kejutan terjadi menggembirakan saya. Usia 11 bulan Qowiyy mulai lahap makan. Bahkan sampai sekarang. Sayur dan buah tetap doyan. Waktu sakit dan rawat inap pun tetap doyan makan. Alhasil, cepat sembuhnya. Dokternya geleng-geleng kepala.

                Lain Qowiyy, lain pula adiknya, Nasywah. Ketika MPASI tak ada menunjukkan masalah yang berarti.Usia 6-7 bulan makan puree buah sangat lahap. Lalu lanjut nasi tim saring dan nasi tim biasa juga sangat lahap meski tanpa gula dan garam. Seneng deh pokoknya. Makin semangat MPASI homemade. Namun, ketika usia setahun sampai 18 bulan, makan mulai susah. Masuk sih ke mulutnya, tapi tak sebanyak ketika MPASI. Untungnya, karena sudah terbiasa buah sebelumnya, ketika makan susah, buah masih mau banyak. Hati saya masih tenang. Baru deh, setelah usia 18 bulan, Nasywah doyan makan lagi. Bahkan sekarang di usianya 2 tahun 5 bulan, makan sayurnya juga lebih banyak porsinya. Suka dicemili ketika makan barengan nasi.

                Yang pasti, dampak MPASI homemade adalah anak jadi suka makan di rumah. Saya amati kedua anak saya tidak begitu suka makan beli di warung. Kalaupun mau hanya beberapa menu dan sering tak habis. Masak sayur bening begitu saja sama tempe goreng, anak-anak saya sudah doyan makan. Tak pernah repot masak. Asyik, bukan?

                Dan yang pasti, dimana-mana masak sendiri di rumah itu lebih hemat biaya. Lha menunya sayur bening. Hemat, bukan? Apalagi anak-anak sekarang tidak minum susu lagi di rumah. Sesekali saja kalau lagi bepergian jauh. Wow, minum air putihnya jauh lebih hebat lagi. Makan sayur dan buahnya tambah menggila pula. Pepaya bisa habis separuh berdua sama anak saya. Pisang sekali makan masing-masing ambil 2.  Jeruk sekali makan bisa 4 berdua. Oh ya, anak saya juga sangat jarang minta untuk jajan di luar. Apalagi sampai merengek, kecuali jika memang di rumah tidak ada apa-apa untuk dimakan.

                Apakah saya tidak pernah membelikan jajan di luar? Pernah, dong! Tapi tetap terbatas. Paling juga biskuit seringnya. Itupun sebulan paling habis tak sampai 50 ribu sama kue yang lain. Belikan roti tawar juga paling sebulan sekali. Beli es krim paling juga 3 bulan sekali. Kue cubit juga sebulan sekali rata-rata. Seringnya saya buatin ubi rebus, jagung rebus, singkong goreng, dan beli makanan tradisional (sawut, gemblong, gethuk, dsb).. Anak-anak malah lebih doyan. Hemat, bukan?

                Tak ada ruginya deh orang tua bergerilya praktik MPASI. Saya sampai sekarang juga masak hampir tak pernah pakai gula. Dampak kebiasaan MPASI dulu. Kalau garam pakai secukupnya saja. Tambah hemat lagi, kan? Jangan ragu deh untuk MPASI homemade. Yuk..



2 komentar: