Selasa, 02 Desember 2014

Permainan “Di mana Aku Berada?” untuk Melatih Kemampuan Klasifikasi Anak

                Anak-anak suka bermain. Bahkan dengan bermain, banyak hal positif yang didapatkan anak. Tak sekedar secara kognitif, namun lebih dari itu karakter positif anak juga bisa dibangun dengan permainan. Sebagai contoh permainan “Di mana Aku Berada” yang beberapa waktu yang lalu saya lakukan untuk anak-anak.

                Bagaimana cara mainnya? Sebelumnya siapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan. Saya menyiapkan beberapa gambar benda yang biasanya ada di kamar tidur, ruang tamu, dapur, tempat jemuran, dan kamar mandi. Ya, ini sesuai dengan kondisi rumah saya. Sangat kontekstual. Orang tua bisa menyesuaikan sendiri dengan kondisi rumahnya masing-masing.

                Ada gambar kasur, bantal, guling, almari baju, dsb untuk benda-benda di kamar tidur. Ada sofa, karpet, rak buku, dsb untuk benda-benda di ruang tamu, dst. Gambar bisa menggambar sendiri atau mencari di internet lalu diprint, atau bisa juga foto langsung lalu dicetak. Terserah saja. Lalu campur semua gambar tersebut. Selanjutnya, siapkan kertas agak besar/papan yang masing-masing sudah ditulisi “kamar tidur, ruang tamu”, dst. Tata rapi di lantai atau di dinding. Jika permainan dilakukan di dinding maka gambar benda-benda tadi dilengkapi dengan alat perekat agar bisa menempel di kertas/papan yang dipasang di dinding. Saya sih mainnya di lantai saja.

             Selanjutnya, jelaskan instruksinya kepada anak. Bahwa anak harus menempatkan gambar di tempat yang sesuai. Karena anak saya belum bisa membaca, saya berikan petunjuk, bahwa kertas ini untuk benda-benda yang ada di dapur (sambil menunjukkan tulisan “dapur” yang ada di kertas/papan) dst. Lalu, biarkan anak mengambil satu per satu gambar dan menaruhnya di tempat yang benar. Tak ada kendala berarti bagi anak sulung saya yang hampir 5 tahun meski belum membaca. Bagi adiknya yang 2 tahun 3 bulan, awalnya agak susah. Saya tak membantunya langsung. Saya memintanya untuk meminta tolong kepada kakaknya untuk membantu.



                “Mas, gayung di mana? Di kamar mandi ya?”
              “Ya, tuh kamar mandinya!” sahut sulung saya sambil menunjuk kertas/papan bertuliskan “kamar mandi”. Adiknya pun menaruh gambar gayung di sana. Tak ada kesulitan bagi anak kedua saya untuk menaruh gambar benda yang lain setelah semua kertas/papan terisi minimal 1 gambar benda. Anak saya bisa mengklasifikasi sendiri.

                Mudah,bukan, cara bermainnya? Permainan ini memang sangat bermanfaat untuk mengasah kemampuan klasifikasi anak. Semakin diasah dengan berbagai jenis permainan dan kegiatan yang menarik, kemampuan ini akan sangat bermanfaat bagi anak nantinya. Anak semakin peka mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk. Kemampuannya memilih dan memilah sudah terasah, dan tentunya di zaman yang makin deras arus informasi seperti sekarang ini, kemampuan ini sangat dibutuhkan. Anak takkan ragu lagi untuk berkata “tidak” manakala diajak temannya untuk tidak sholat, misalnya.

                Permainan ini juga mampu mengasah kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi terutama jika dimainkan bersama-sama. Kakak menolong adiknya, dan adik bisa dengan baik bertanya kepada kakaknya. Apalagi jika ini diterapkan di lingkup yang lebih luas dan banyak anak (tentu didukung media yang cukup banyak juga) maka permainan ini akan lebih seru.


                Mengasah kemampuan klasifikasi anak sejak dini akan bermanfaat di kemudian hari. Permainan sederhana ini selain menyenangkan, juga bisa menstimulus kemampuan ini. Selamat mencoba!

3 komentar:

  1. Baguus...kl aku kadang ga sempat print2 n nyiapin kertas..jd barang2nya aja aku kumpulin..anaknya trs ngembaliin ke tempatnya..hehe

    BalasHapus
  2. Bahagianya menjadi Bunda pelaku Home Education.. kreatif :)

    BalasHapus
  3. Bermain sambil belajar. anak tidak menyadari jika dia telah belajar bersosialisasi dan mengklarifikasi...mantaap..!

    BalasHapus