Rabu, 20 Maret 2013

Baterai


Ingat kata ini, jadi ingat anak saya Qowiyy sedang membuka brosur Indomart yang banyak terdapat gambar barang-barang dengan harga yang miring karena sudah didiskon. Lalu dia menunjuk sebuah benda sambil berkata,”Ini baterai, Bunda.” Belum saya mengiyakan jawabannya yang benar, Qowiyy sudah berkata lagi,”Baterainya buat cas hp sama laptop. Kan udah merah, habis baterainya.” Saya tertawa renyah mendengar lugunya jawaban itu. Baterai yang dibicarakannya adalah baterai “Alkaline”.
“Mas, hp dan laptop yang habis baterainya memang harus dicas, tapi bukan pakai baterai yang ada di gambar itu.”
“Iya, ya,” jawabnya singkat.
Maklum, selama ini Qowiyy belum tahu bahwa baterai HP dan laptop bentuknya seperti apa. Tak masalah. Dari peristiwa ini ada pelajaran berharga tentang anak di usia keemasannya. Segala informasi yang didapatnya dia serap tanpa harus berkata,”Bunda, aku simpan dan ingat ya kata-kata bunda.” Tidak! Lagi-lagi tidak! Bahkan sambil bermain sekalipun tanpa menghadap wajah sang ibu, anak sangat mungkin merekam apa yang didengarnya.
Anak juga memiliki kecerdasan yang tinggi. Informasi yang sudah tersimpan dalam memori otaknya akan sangat mudah disambungkan dengan informasi lainnya meski terkadang salah karena dalam proses penyambungannya masih diperlukan informasi lain yang belum diketahuinya. Seperti kasus baterai tadi. Qowiyy tahu HP dan laptop yang habis baterainya harus dicas lagi agar bisa kembali menyala. Dia juga tahu bahwa gambar yang terdapat dalam brosur Indomart adalah gambar baterai, tapi Qowiyy belum tahu bahwa baterai HP atau laptop berbeda dengan baterai yang dilihatnya. Informasi yang berhasil disambungnya masuk akal tapi belum tepat.
Maka, tetaplah bersikap bijak. Tetap acungkan jempol karena daya nalar dan logika bekerja dengan baik berdasar informasi yang sudah dia punya. Lalu bumbui dengan informasi baru, jelaskan, dan biarkan untuk selanjutnya otak anak merekam dan mencari informasi lainnya untuk disambungkan kembali. Dan bersiap-siaplah sesuatu yang mengejutkan akan membuat bibir tersenyum lagi.
Anak kecil memang terlihat polos. Sampai ada anggapan mereka takkan pernah mengerti apa yang ada di sekitarnya. Padahal faktanya, anak itu kebalikannya. Acap kali anak tiba-tiba bertanya tentang sesuatu yang orang tua sendiri bingung bagaimana harus menjawabnya. Atau keceplosan kalimat pernyataan yang belum pernah orang tuanya mendengarnya.
Maka, mari berkaca dari kisah baterai ini! Tugas anak bereksplorasi, tugas orang tuanya adalah menjejali informasi.  

4 komentar:

  1. Anak-anak memang selalu memberi kejutan ya Mba, ada yang saja tingkahnya yang membuat kita terseyum, tertawa, bahkan mengerutkan dahi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kadang juga bikin gregetan. pingin marah tapi berusaha marah dengan benar. ini yang susah

      Hapus
  2. nice share mbak :) makasih yaa....

    BalasHapus