Sabtu, 14 Maret 2015

Ibu, Peluklah Kembali Anakmu!



            Ini tentang cinta. Dan tak ada yang bisa memberikan cinta kepada seorang anak, melainkan ibunya sendiri. Seorang pengasuh bisa memberikan perhatian kepada seorang anak manakala ditinggal ibunya bekerja. Namun, pengasuh tak bisa memberikan cinta. Sekelas Halimatus Sa’diah sekalipun, ketika Muhammad kecil disusui dan diasuhnya, tetap saja Halimatus tak sanggup memberikan cinta. Ketika peristiwa pembelahan dada atau ketika Muhammad akan diculik orang dari Habasyah, Halimatus mengambil keputusan untuk mengembalikan Muhammad kepada ibunya. Aminah memeluk dan menggendongnya. Tak ada ketakutan sedikit pun atas peristiwa yang dialami anaknya. Aminah tenang, maka Muhammad pun tenang.

            Ini tentang siapakah madrasah anak pertama dan utama? Ibu, jawabannya. Memeluk adalah bagian pengejawantahan kasih sayang serta cinta, dan karenanya anak akan dekat dengan ibunya. Kalau sudah dekat, ibu berkata apa saja akan mudah anak menerimanya. Ketika pertama kali ibu yang mengajarkan kebaikan, anak akan mengingatkan dalam pikiran bawah sadarnya. Apalagi jika berulang-ulang terekam. Apa jadinya jika pertama kali dekat dengan anak adalah keburukan yang datang di luar ibunya? Oh, mohon jangan salahkan anak! Ibu, peluklah kembali anakmu!

            Tapi bagaimana? Terkadang ibu terpaksa harus bekerja. Berangkat pagi pulang malam, sampai rumah lelah melanda. Masalahnya bukan karena itu. Namun, seberapa mau ibu kembali memeluk anaknya. Memeluk itu mudah, namun memulainya kembali yang susah. Apalagi jika anak sudah tak balita lagi. Sudah saatnya menyudahi. Meluangkan waktu sesaat sebelum dan sesudah pulang kerja untuk memeluk anak adalah terapi hubungan yang luar biasa. Tahanlah kantuk, bercengkramalah sebentar dengan anak. Anak akan memahami kelelahan ibunya. Bahwa bekerjanya ibu bukan adalah untuk kebaikannya. Dua jam sehari sungguh akan memberi rasa dan warna.

            Ini soal peradaban. Dan pepatah berkata bahwa ibu adalah tiang negara, patut direnungkan kembali dalam dada. Asma binti Abu Bakar, sang ibu yang begitu luar biasa menggembleng anaknya hingga berani syahid membela Islam adalah contohnya. Peradaban ada karena peran seorang ibu di dalamnya. Serangkaian motivasi dan pembelajaran berharga dari ibu akan mudah diserap anak manakala ibu bersamanya. Memeluk, mencium, dan ungkapan kasih sayang lain hingga mampu mensibghah kebenaran dan kebaikan dalam jiwa, pikiran, dan tingkah laku anaknya.

            Bukankah tujuh tahun pertama adalah pondasi yang seharusnya kuat untuk anak bertumbuh dan berkembang setelahnya? Golden age akan mencapai puncaknya manakala anak benar-benar merasakan kelembutan dan sentuhan kasih sayang ibunya. Tak ada hukuman fisik ataupun hukuman verbal. Tujuh tahun berikutnya, pelukan itu tetaplah dibutuhkan. Ibu sedang cerewet-cerewetnya mendampingi anak mengenal dan mempraktikkan kebaikan hingga usia ini pun mencapai masa emasnya. Memeluk bisa menjadi baterai baru bagi anak. Dan tujuh tahun berikutnya lagi anak sudah siap dan matang menjalani hidupnya. Mana yang benar dan mana yang salah, anak sudah punya landasannya.

            Tabungan pelukan tetaplah harus diberikan oleh seorang ibu. Banyak godaan dan masalah yang membelit anak. Rona kehidupan bersliweran tiada henti di hadapannya. Ada yang menakjubkan namun mengandung dosa. Ada pula yang kelihatannya tak sedap dinikmati, namun sebenarnya jalan surga. Anak bimbang. Ada kebingungan. Peluklah, karena pelukan itu menentramkannya, menyejukkannya. Ibu akan mudah menjelaskan mengapa itu demikian.


            Memeluk bukan persoalan sempat atau tidak sempat. Memeluk adalah bagian yang tak boleh terlupakan dari seorang ibu kepada anak. Memeluk adalah bagian pengungkapan bagaimana peradaban itu sanggup tercipta. Ibu, peluklah kembali anakmu!

8 komentar:

  1. pelukan seorang ibu kepada anaknya wujud kasih sayang yg tiada berbatas...nice post... salam kenal ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mbak Rita. moga bermanfaat tulisan ini

      Hapus
  2. Iya bener. Pelukan ibu tug menenangkan anak. Anak jadi tenang dan peyayang insya Allaj

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena anak mencontoh langsung ibunya. jadi penyayang deh!

      Hapus
  3. Bahkan konon, pelukan selama 20 detik setiap pagi bisa menghilangkan stress. Dan bila dilakukan beberapa kali dalam sekali, bisa buat awet muda :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. benarkah? praktikkin ah..makasih infonya mbak

      Hapus
  4. sentuhan dan pelukan adalah kekuatan bagi anak ^_^ ...mari berpeluakn

    BalasHapus