Jumat, 21 November 2014

Agar Tak Meradang Disengat Kelabang


                Sepekan lebih yang lalu jari tangan kiri saya disengat kelabang ketika tidur malam. Nggak tahu dari mana datangnya, yang terasa langsung adalah sengatannya. Dan, nyeri langsung merambah ke seluruh tangan kiri, mulai dari pundak sampai jari-jari. Sontak, saya kaget dan memanggil suami untuk mengusirnya. Untung bukan anak-anak yang disengat. Nggak kebayang jika sengatan itu menyerang mereka.

                Langsung deh suami mencari informasi tentang pertolongan pertama jika disengat kelabang. Saya beranjak berdiri menuju freezer almari es. Saya sentuhkan jari di langit-langit freezer. Dingin! Dan dingin ini memang berfungsi untuk meredakan nyeri dan mencegah peradangan. Agar bekas sengatan kelabang tidak membengkak besar.

                Saya lihat jari yang tersengat memang langsung berwarna merah. Bengkak tidak seberapa. Bekas sengatan juga tak tampak besar. Namun nyerinya membuat saya memejamkan mata. Apalagi ketika jari disentuhkan di langit-langit freezer, berusaha keras saya menahannya. Ya, itu efek pertamanya. Namun, lama-lama membuka almari es tak ada baiknya. Lelah berdiri, almari es juga akan cepat rusak. Suami pun membuat es batu berharap besok pagi bisa dipakai mengompres jari saya.

            Saya kembali ke kamar. Saya minta suami pijitin dan olesi minyak di jari-jari sekitar jari yang tersengat kelabang. Bukan jari yang tersengat kelabang, ya. Biar tak kaku saja dan mengurangi nyeri. Tapi tetap saja mata tak bisa merem. Nyerinya tak bisa diajak kompromi. Sesekali kembali ke almari es melakukan hal seperti sebelumnya. Merebahkan tubuh lagi, tak bisa terpejam lagi.

                Pagi harinya, barulah mengompres dengan es batu yang dibuat dini hari. Sambil tiduran di kasur sambil mengompres. Dengan posisi yang pas mata mencoba untuk istirahat beberapa menit. Syukurlah sampai siang nyeri berkurang, meski jari masih merah dan bengkak sedikit. Jari yang tersengat kelabang juga masih kaku. Terus saja digerak-gerakkan sebisanya agar lentur kembali.

                Paling tidak siang itu saya bisa beraktivitas meski nyetir motor tidak bisa. Nyeri masih terasa di seluruh tangan meski berkurang. Karena sudah merasa bisa tidur, saya tidak mengompresnya lagi. Saya biarkan saja. Syukurlah, nyeri disengat kelabang berkurang banyak dalam 2 hari. Hanya masih di jarinya saja yang sampai sekarang kalau ditekan kulitnya masih sakit. Penampakannya masih merah juga.

              Ehm, kelabangnya sih kemarin nggak besar-besar amat. Menurut referensi yang saya baca, semakin besar kelabang, ketika menyengat maka semakin banyak racun yang keluar. Nyerinya semakin dahsyat lagi. Hi, jadi ngeri. Perlu waspada musim hujan begini. Kelabang suka keluar dan jalan-jalan. Suka di tempat lembab, di lipatan kain, dsb. Perlu cek kasur tiap hari. Saya masih untung yang disengat jari tangan, bukan telinga atau hidung. Nggak kebayang jika yang disengat anggota tubuh vital.

           Cukup kompres air dingin/es batu saja sudah cukup kok meredakan nyeri dan mencegah peradangan. Kecuali bagi yang alergi sengatan, kata teman yang dokter memang harus konsumsi obat anti nyeri. Apalagi jika nyerinya sampai tak bisa menahan merasakannya.


                Yuk, cek seisi rumah kita setiap hari! Musim hujan sudah mewarnai, pastikan lubang-lubang di rumah sehingga kehadiran kelabang bisa diantisipasi!

3 komentar:

  1. Cepet sembuh ya mbak Henny...ngeri juga ngebayanginnya. Mudah-mudahan kita semua bisa terhindar dari bahaya ini..aamiin..aamiin

    BalasHapus
  2. Iya Niy.. kelabang suka sembunyi.. saya pernah menemukan di lipatan seprai kasur suami saat sakit.. Alhmd bisa ketahuan lebih awal.. kasian kalo jadi sobel sakitnya.. Maksih Mb Hany infonya..:)

    BalasHapus