Senang
ya jika anak TK yang masih imut-imut itu fasih dan lancar berbicara? Diajak
ngomong juga cepat tanggap dalam takaran usianya. Kosakatanya pun banyak.
Bahkan sampai-sampai orang tua dan gurunya pun tak mengerti darimana anak
mengenal kosakata itu. Yah, saking cepatnya otak anak menyerap dan merekam apa
yang didengarnya. Namun, ada juga lho, anak yang pendiam dan cenderung tak mau
ngomong. Bukan karena malu, tapi karena anak bingung mau bicara apa. Apa yang
diinginkannya hanya tersalurkan dengan isyarat tubuh saja. Bicaranya
sepatah-dua patah kata saja.
Nah,
permainan ini bisa benget lho untuk menstimulus kecerdasan linguistic anak usia
4-6 tahun. Sebenarnya cara ini sudah saya praktikkan lama ketika sulung saya
berusia 2,5 tahun. Ketika usianya sekarang mendekati 5 tahun saya mendapati dia
sangat asyik dengan permainan ini. Adiknya pun yang usia 2 tahun 3 bulan
ketularan. Permainan apa sih?
Sebelumnya
siapkan kartu bergambar seperti gambar berikut ini! Banyaknya terserah saja,
meliputi benda yang sekiranya sudah dikenal anak. Kartu bergambar ini bisa Anda
buat sendiri atau memanfaatkan kartu yang biasa dijual di toko buku atau tempat
lainnya.
Kartu bergambar buatan saya |
Jika
sudah, kocok kartu bergambar tersebut. Minta anak untuk mengambil 1 buah dalam
keadaan tetap tertutup (tertelungkup). Minta anak untuk membalik posisi kartu
sehingga tampak gambarnya. Anak menebak gambar apakah itu? Misal, gambar pensil.
Selanjutnya, anak diminta berbicara tentang fakta pensil sebanyak minimal 3 fakta
(yang saya lakukan seperti ini ya, banyaknya berapa terserah saja sih!). Anak
akan berbicara. Awalnya susah bagi mereka mengingat selama ini sejak usia 2
tahun anak hanya cenderung ditanya,”Ini gambar apa?” Habis itu, selesai! Atau
bisa 3 fakta tapi senada. Misal, pensil untuk menulis, pensil untuk
menggambar, pensil untuk coret-coret. Biarkan saja! Selanjutnya, pancing anak
dengan kata kunci ,misalkan “bentuk”. Keluar deh fakta lain pensil lainnya.
Bentuknya panjang, warna hitam, keras, dsb. Ketika berhasil menyebutkan minimal 3
fakta, kartu tersebut menjadi miliknya. Jika tidak, kartu menjadi milik Anda.
Anak akan menjadi pemenang jika dia berhasil mengumpulkan kartu lebih banyak
dari Anda.
Semakin
diasah dan dimainkan tiap hari, anak akan terbiasa mengungkapkan apa yang ada
dalam pikirannya sehingga kecerdasan linguistiknya terstimulus. Menjumpai benda
lainnya, anak akan berbicara banyak. Tak sekedar menyebut nama benda. Semakin
anak detail menyebutkan fakta, semakin bagus. Dan, kemampuan ini akan berdampak
bagus bagi tumbuh kembang anak. Anak jadi peka mana yang janggal dan mana yang
kurang. Anak lebih teliti.
Ketika
didapatinya gambar ayam berkaki 4, anak bisa protes dengan cepat. Bahkan ketika ada
benda lain selain buku di rak buku, anak pun bisa mengetahuinya.
“Ayah, kok tiket kereta api ada
di sini sih?”
“Ih bukan, ini bis yang kayak di
Jakarta itu!”
“Kok teh rasanya manisnya gini?
Sama bunda dikasih madu ya?”
Nah lho! Jadi kritis, kan? Anak
cerdas linguistik dengan permainan kartu bergambar.
nice artikel.. bisa juga untuk latihan menulis ya Mb..:)
BalasHapus