Aktivitas
yang cukup banyak memang menyita waktu dan tenaga. Lelah? Pastilah. Namun,
semuanya butuh siasat agar tidak kewalahan atau keteteran. Mengurus daycare,
menulis, homeschooling anak-anak, mengelola toko online, dan menjalani
aktivitas lainnya acap kali memang membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Setiap
hari terasa waktu berjalan sangat cepat sedang pekerjaan tiada habisnya. Eh,
tahu-tahu sudah sore saja! Aduh, yang ini belum kesentuh nih! Maklum, tak ada
ART juga di rumah. Setrikaan menumpuk pernah menjadi pemandangannya.
Syukurlah,
paling tidak, saya tidak merasa ngos-ngosan setiap hari. Pasalnya, selain
dukungan suami, aktivitas saya sehari-hari berjalan cukup lancar karena
kebiasaan baik anak-anak. Apakah itu?
Ini
terkait pola tidur mereka. Kebiasaan mereka tidur pasca isya langsung, ya
paling malam pukul 20.00, dan saya pun tertidur mengikuti mereka sungguh nikmat
rasanya. Seharian bermain bersama anak-anak dan melakukan hal lainnya, wajar
sebelum isya mata saya sudah mengantuk. Kebiasaan anak-anak tidur selepas isya
membantu saya bisa cepat istirahat pula. Bangun-bangun, biasanya saya tengah
malam. Saya menulis. Dapat 3 artikel atau setara 3-6 halaman rasanya sudah
senang. Kira-kira sudah berkutat dengan laptop 3 jam, menulis saya sudahi.
Anak-anak
terbiasa bangun pukul 3.30 atau paling lambat pukul 4.00, sebelum subuh.
Selepas subuh, saya dan suami memasak bersama. Anak-anak kadang ikut membantu
potong sayur, tempe, atau menghaluskan bumbu. Atau mereka main sendiri. Alhasil
sebelum pukul 5.30 sarapan sudah siap disantap. Anak-anak biasa menyerbu
langsung. Atau terkadang mereka jalan-jalan keliling perumahan dulu sekitar
15-30 menit lalu pulang, sarapan. Mandi, setelahnya. Suami yang memandikan
anak-anak. Saya beres-beres rumah. Biasanya sebelum pukul 7.00 sudah rapi
semuanya. Suami tenang berangkat kerja. Saya melanjutkan aktivitas kembali.
Waktunya
homeschooling anak-anak pukul 8.00. Sebelumnya biasanya saya sempatkan untuk
menuntaskan target “ODOJ”. Sampai pukul 11.00 kegiatan homeschooling berjalan.
Membuat macam-macam prakarya, melatih kreativitas anak. Lalu makan siang, terus bobok
deh anak-anak. Ketika anak-anak tidur siang, saya biasanya mengontrol kondisi
daycare, membaca buku, menyiapkan peraga homeschooling lagi, menulis, atau
jualan online. Lumayan lho! Anak-anak tidur siang bisa 2-3 jam lamanya. Kalau
nulis biasanya bisa dapat 2-3 artikel.
Anak-anak
bangun saatnya bermain kembali bersama mereka. Ya, bebas saja sampai waktunya
mereka mandi sore. Sering juga anak-anak membantu saya packing pesanan mainan
yang dibeli online di toko saya. Lepas mandi sore, anak-anak paling suka main
ke tetangga atau baca buku. Jelang magrib mulai deh mereka mengaji. Tak ketinggalan,
anak-anak paling suka mendengarkan dongeng buatan ayahnya atau kisah nabi Muhammad
menjelang tidur mereka. Kalau suami pulang, saya bebas. Anak-anak tak ingat
saya. Saya jualan online lagi atau baca-baca buku.
Khusus
ketika saya harus terpaksa ke daycare atau mengajar di pagi hari atau sore
hari, maka kegiatan homeschooling anak diarahkan nimbrung ke kegiatan saya. Anak-anak
tahu cara saya berkomunikasi dengan orang lain dan mereka berusaha praktik
sebisa mereka.
Setiap
hari, begitulah ritme hidup saya. Bosan? Tidak juga. Justru kerutinan waktu
seperti ini bisa membuat saya bisa memenuhi target-target yang sudah saya
canangkan. Meski terkadang tidak 100% berhasil, namun menunjukkan hal yang
positif.
Pola
tidur anak yang teratur membuat saya bersyukur. Saya makin bisa menata apa yang
menjadi tanggung jawab saya. Pun mengatur jadwal kegiatan saya. Syukurlah,
sejauh ini lancar-lancar saja. Paling tidak saya tak perlu membujuk anak untuk
tidur malam cepat dan tidak kesulitan membangunkan mereka di pagi hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar