Siang hari, meski jam sekolah telah usai, Bu Zati
masih nampak enggan pulang. Bukan betah di sekolah, tapi dia bingung ide apa
lagi yang harus dia keluarkan untuk pembelajaran matematika esok hari setelah
tadi dia sudah mengajar dengan bagus tentang konsep operasi hitung bilangan
bulat (penjumlahan dan pengurangan) di kelas 4.
”Kenapa Bu kok tampak bingung? Lagi mikirin apa?
Kan baru aja gajian!”sapa Pak Dirman, guru baru yang kebetulan diamanahi tugas
sebagai guru kelas 3.
”Bukan soal gajian Pak, tapi lagi kehabisan ide
nih untuk mengajar matematika biar anak-anak senang besok pagi.”
”Tumben! Biasanya Bu Zati nggak kurang akal untuk
hal semacam itu,”Pak Dirman keheranan.
”Yah, yang namanya manusia Pak, kadang perlu
dipancing dulu!”
”Emang besok mau ngajar apa Bu? Mungkin saya bisa
memancing idenya,”Pak Dirman menawarkan bantuan.
”Tinggal melancarkan anak-anak agar bisa cepat
mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,”jawab Bu Zati.
Pak Dirman nampak sedang memeras pikiran. Ada
kira-kira 5 menit hingga tiba-tiba suasana ruang guru pecah oleh suaranya.
”Aha! Pernah tahu mainan kartu yang ada omben (minum air)-nya kan Bu?”
Bu Zati mengangguk, menunggu ide Pak Dirman. Tanpa
berselang lama, guru baru tersebut mengutarakan bagaimana cara buat dan memainkan
permainan matematika yang dipikirkannya.
Cara membuat:
1. Buat kartu dari kertas bekas kaleng susu
atau yang lainnya yang agak tebal, misalkan kertas asturo sehingga mudah
dikocok sebanyak 50 dengan ukuran 8 x 4 (cm).
2. Tulisi kartu dengan operasi penjumlahan
atau pengurangan bilangan bulat dengan masing-masing jawaban operasi tersebut
yang sama ada 5 kartu, contohnya sebagai berikut:
6 – 9 -8
+18
-8 + 5 -6
– (-16)
-9 – (-6) 2
– (-8)
-2 – 1 13
+ (-3)
14 + (-11) 30
– 20
3. Kocok kartu-kartu tersebut hingga
tercampur.
Cara bermain dengan menggunakan kartu ini adalah
sebagai berikut:
1. Bentuk kelompok siswa dengan masing-masing
kelompok terdiri atas 5 siswa dan duduk melingkar. Kemudian kartu yang sudah
dikocok oleh salah seorang siswa dibagikan merata kepada 5 siswa tersebut
dengan tiap anak mendapat 5 kartu. Sisanya masih dalam keadaan tertumpuk
diletakkan di tengah (inilah yang disebut dengan kartu omben/ minum air).
2. Permainan dimulai dari siswa yang mengocok
untuk mengambil 1 kartu yang di tengah. Maka, sekarang ada 6 kartu di tangan.
Tugasnya adalah mengamati hasil jawaban kartunya kemudian menyimpan 1 kartu
lagi diletakkan di depannya (tidak dicampur dengan tumpukan kartu yang di
tengah). Kartu yang disimpan adalah kartu yang hasil jawabannya adalah tidak
diinginkan pemain untuk dikumpulkan dengan kartu lain yang dipegang karena
hasilnya berbeda. Jadi, jika pemain ingin mengumpulkan 5 kartu dengan hasil
jawaban misalkan 3, maka dia akan menyimpan kartu yang hasilnya selain itu.
3. Permainan berganti kepada siswa yang duduk
di sebelah kanan siswa yang mengocok tadi dengan melakukan hal yang serupa
(kartu yang dikumpulkan boleh sama atau berbeda hasil jawabannya dengan siswa yang lain). Demikian seterusnya hingga
mendapatkan giliran semua dan kartu yang di tengah habis.
4. Siswa yang bisa mengumpulkan/memegang 5
kartu dengan hasil jawaban yang sama, dialah pemenangnya.
”Wah, menarik sekali Pak Dirman! Anak-anak besok
pasti senang,”Bu Zati kembali bersemangat.
”Moga bermanfaat Bu!”
”Pastilah!”
Dan Anda pun bisa melakukannya juga. Permainan ini
melatih siswa untuk mengembangkan kemampuannya memprediksi sesuatu yang akan
terjadi. Bagaimana tidak, dengan adanya modal 5 kartu yang ada di tangan siswa
akan bisa melihat kira-kira kartu dengan hasil jawaban berapa yang berpeluang
untuk cepat dikumpulkan menjadi 5. Selain itu, kemampuan ini pun akan berimbas
kepada kemampuan lain yaitu kemampuan untuk membuat keputusan. Apalagi jika
modal 5 kartu yang dipegang siswa mempunyai hasil jawaban yang berbeda semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar