Senin, 28 Januari 2013

Latih Konsentrasi Berbekal Bangun Pagi dan Tepat Nutrisi


AWALI BANGUN PAGI

“Qowiyy pinter, pagi dah mandi dan makan!”seorang ibu berkata ketika melihat anak saya bermain sepeda.
“Qowiyy biasa bangun sebelum subuh,”jawab saya.

Ayo bangun pagi! Ini bukan semata-mata ajakan biasa. Mengapa? Pertama, faktanya ada orang tua enggan membangunkan anaknya ketika pagi tiba, apalagi yang balita dan ketika liburan. Malah, orang tuanya ikut-ikutan bangun kesiangan. Kedua, karena bangun pagi membuat tubuh segar, jiwa bahagia, serta  memaksimalkan kerja otak, apalagi untuk anak usia dini di golden age yang dia alami. Dengan bangun pagi pula anak memiliki kesempatan untuk sarapan. Menurut penelitian ahli dari Universitas Swansea Wales, ketika bangun pagi glukosa dan glikogen dalam tubuh dalam kondisi terkuras, maka sarapan bisa memenuhi kebutuhan ini. Glukosa pun merupakan satu-satunya bahan bakar yang dibutuhkan otak. 


Tepat Nutrisi

Tentu tak sembarang makanan masuk organ pencernaan anak saat sarapan. Atau di waktu makan lainnya. Qowiyy menjalani MPASI sampai usia 12 bulan tanpa gula dan garam. Sampai sekarang, jelang 3 tahun, saya pun membatasi konsumsi gulanya. Masak sayur tanpa gula, camilan buah saja. Aman, sehat, tanpa gula tambahan karena sayur dan buah sudah mengandung gula. Jadi, mengapa harus ditambah? Jajan? Jarang sekali saya mengajak Qowiyy jajan di luar kecuali jika terpaksa bepergian lama. Itupun hanya 2 kue.

“Nggak makan coklat ma permen ya!”kata Qowiyy setiap kali diberi seseorang meskipun terkadang temannya sendiri.
“Kenapa, Mas?”
“Bikin gigi rusak, nggak sehat!”

Begitulah! Jika anak dibiasakan sejak dini tidak memakan camilan manis, anak bisa mengendalikan dirinya.
Nah, bagaimana jika anak doyan susu? Gampang! Alternatif cerdas bisa dengan memberinya ANMUM ESSENTIAL, tanpa gula tambahan. Asupan gula yang berlebih mampu meningkatkan kerja insulin dan mengurangi aktivitas neurotransmitter dalam otak. Akibatnya, anak jadi susah berkonsentrasi dalam belajar.
Anmum Essential-tanpa gula tambahan

Tanpa gula memang menyenangkan. Hasilnya, konsentrasi Qowiyy melebihi target rentang konsentrasi usianya yang seharusnya 7-9 menit. Bahkan pernah saya menghitung durasi dia bermain kacang hijau sampai menghabiskan waktu 20 menit.
Bermain mengisi dan menumpah kacang hijau


Latih Konsentrasi
Bangun pagi saja tidak cukup. Tepat nutrisi memang penting sekali. Namun, stimulasi konsentrasi tetap harus dilakukan. Kondisi anak bahagia karena bangun pagi dan otak yang siap belajar karena makanan tepat nutrisi akan sangat mendukung proses stimulasi ini. Menumpuk lego, menjahit baju kertas, memasang kepingan puzzle, membaca buku pun bisa dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi. Tipsnya sederhana, saya tidak mengeluarkan semua media bermain sekaligus. Jika media pertama yang dipilih anak adalah lego, maka media lainnya tidak dikeluarkan dulu, sehingga anak bisa bermain sepuasnya dengan media yang ada di hadapannya. Jika sudah selesai, baru bisa berganti media lainnya.
"Aku mau bikin kursi yang tinggi, Bunda!"

Laki-laki bisa menjahit baju kertas juga lho ...


Selain kegiatan bermain seperti di atas, konsentrasi bisa dilatih dengan bernyanyi ketika mengajarkan anak membereskan mainannya. Ini baru saja saya lakukan. Sedotan yang kocar-kacir bisa dikembalikan ke tempatnya semula dalam waktu lebih dari 15 menit. Bukan lamanya memungut dan mengembalikan, tapi karena Qowiyy konsentrasi dengan yang saya nyanyikan.
“Merah, merah, kuning, hijau, ungu, ungu,”saya bernyanyi penggalan lagu “Pelangi-pelangi” yang saya ubah syairnya seperti itu. Ketika menyebut merah berarti sedotan yang dikembalikan Qowiyy berwarna merah.
“Bukan, Bunda!”saya pun berhenti bernyanyi.
“Kenapa?”
“Itu kuning, bukan ungu!”jawab Qowiyy ketika saya menyebut ungu tapi sedotan yang dia kembalikan berwarna kuning.
Berarti Qowiyy bisa konsentrasi. Dan ketika saya lakukan hal serupa untuk warna yang lainnya dia bisa membetulkan warna sedotan sebenarnya. Qowiyy tertawa terpingkal-pingkal, berkonsentrasi, dan sedotan kembali rapi. Mudah, bukan?
Siap-siap membaca 


Tulisan ini diikutsertakan dalam “WRITING COMPETITION ANMUM BUNDA INSPIRATIF bersama IIDN” (http://www.facebook.com/groups/ibuibudoyannulis/)

 

Referensi:


3 komentar:

  1. Inspiratif mba, bundanya juga kreatif bangeeet ^^

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Makasih mbak Arin, selamat juga buat dirimu. kalau ada info lomba lagi kasih tau ya ...

      Hapus