Komentar pertama
“Saya mendapatkan kesempatan
untuk mempengaruhi kehidupan manusia, untuk mengajarnya dan untuk membentuknya
menjadi orang dewasa yang berbahagia.”
“Ini adalah cinta yang saya
dapatkan sebagai balasan, tidak ada yang dapat dibandingkan.”
Komentar kedua
“Pekerjaan saya tidak ada
habisnya! Seperti saya harus siaga 24 jam sehari, 365 hari setahun.”
“Tidak ada kebebasan, atau saya
harus merencanakan waktu luang saya!”
Begitulah beberapa komentar dari
20 orang tua ketika seorang ahli yang bernama Rebecca Rutledge mengadakan
survey kecil-kecilan kepada mereka. Betapa menjadi orang tua mempunyai kesan
tersendiri buat mereka. Pertanyaannya,”Bagaimanakah kesan Anda menjadi orang
tua selama ini? Yang tiap hari bergelut dengan anak Anda yang masih TK?”
Jawabannya terserah Anda. Ada
kemungkinan Anda akan menjawab seperti komentar pertama, namun bisa juga Anda
akan menjawab sebagaimana komentar yang kedua. Itulah mindset Anda terhadap
peran Anda sebagai orang tua.
Sedikit kita korek bersama. Anda
yang sepakat dengan komentar pertama, tentunya nampak jelas bahwa menjadi orang
tua adalah hal yang sangat menyenangkan. Bagaimanapun tingkah polah anak Anda,
Anda begitu menikmatinya. Bahkan orang tua yang seperti ini justru akan
berusaha melakukan apapun agar anaknya menjadi orang yang luar biasa ke
depannya.
Bagaimana dengan komentar kedua?
Orang tua jenis ini menganggap bahwa pekerjaan menjadi orang tua begitu menyita
tenaga dan waktunya. Bahkan untuk bisa menyenangkan diri sendiri pun rasanya
tak bisa lagi. Semua diambil alih oleh anaknya. “Tiba saatnya aku bermanja
diri”, seolah kalimat ini bakal tak pernah bisa diucapkan oleh orang tua yang
berkomentar seperti ini. Semua untuk kebahagiaan anaknya.
Mana yang lebih baik?
Jawabannya,”Tidak ada!” Keduanya adalanya orang tua yang baik. Lihat! Bukankah
semua yang mereka lakukan adalah untuk kebaikan anak mereka? Maka, tetap
berbanggalah Anda menjadi orang tua. Dari komentar-komentar di atas tidak
menyiratkan bahwa yang pertama lebih baik sedang yang kedua adalah lebih buruk.
Sekali-kali, tidak!
Bagaimanapun Anda lebih beruntung
karena Anda bisa menyandang gelar orang tua. Masih banyak di kanan kiri Anda
yang meski sudah menikah, belum juga dikaruniai anak. Mereka belum bisa
merasakan menjadi Anda. Tak jarang mereka terus berdoa agar bisa menyamakan
statusnya seperti Anda, menjadi orang tua.
Anak Anda memang berbeda dengan
anak orang tua lainnya. Mungkin Anda sering dibuat kewalahan dengan tingkah
anak Anda. Hingga akhirnya lelah menghampiri Anda. Keluh kesah itu ada, namun
di balik sanubari Anda ada senyum mengembang di sana. Anda bangga menjadi orang
tua.
Maka, sebagai bukti kebanggaan
Anda, sebagai efek dari peran Anda, jadilah terus orang tua yang terbaik bagi
anak Anda. Terbaik? Ya, biarkan anak Anda merasakan kehebatan Anda menjadi
orang tua. Penuh kehangatan, kasih sayang, meski sepanjang waktu Anda
menghabiskannya untuk mereka. Meski setiap detik anak Anda senantiasa
berkata,”Ibu, ibu!” Nikmatilah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar