Kedisiplinan membawa berkah.
Tentu saja. Bahkan sudah banyak fakta yang membuktikannya. Keteraturan,
terselesaikannya pekerjaan, ketenangan, dan masih banyak lagi keuntungannya.
Saya merasakannya. Ketika sejak
anak saya lahir hingga usia 20 bulan, saya sudah menerapkan disiplin
tidur untuk anak saya. Syukurlah, selama ini pula, anak saya akhirnya punya
ritme hidup yang teratur, termasuk terkait dengan pola makannya. Malam hari
pun, saya bisa tidur tenang.
Pertama, mengontrol emosi. Jujur,
mendidik anak untuk disiplin tentu membutuhkan kesabaran. Ada kalanya anak
berulah, maka Anda sebagai orang tuanya hendaknya bersikap tenang. Sikap
menjewer, gemas hingga ingin menampar harus dihilangkan. Anda cukup diam,
istighfar dalam hati, tarik nafas dalam-dalam, lalu menghindarlah sejenak dari
anak Anda. Hal ini juga memberi peluang bagi anak Anda untuk berpikir dan
katakan kepada anak bahwa jika dia sudah siap untuk minta maaf, mintalah anak
datang kepada Anda.
Kedua, memberi arahan bila salah.
Terkadang anak tidak mengerti kalau dirinya salah. Maka, orang tua perlu
membiarkan anaknya berbicara, mengungkapkan pendapatnya tentang perbuatannya.
Jika ternyata anak memang salah, tugas orang tua adalah memberinya arahan.
Ketiga, memahami kegiatan anak.
Maksudnya adalah ketika Anda ingin meminta anak Anda untuk melakukan sebuah
kegiatan, misalkan Anda ingin meminta anak Anda untuk berbelanja ke warung,
maka lihatlah dulu kegiatan apa yang dilakukan anak Anda sebelum Anda
memintanya untuk melakukan apa yang Anda inginkan. Misalkan ketika itu anak
Anda sedang bermain dengan teman-temannya, maka bias dipastikan anak pun akan
menolak permintaan Anda.
Keempat, memahami tahap
perkembangan anak. Hal ini penting agar orang tua tidak salah dalam menentukan
sikap dan peraturan di rumah.
Kedisiplinan anak akan terbangun manakala orang
tuanya pun bisa mendisiplinkan dirinya. Disiplin untuk terus memahami
anak-anaknya dan disiplin untuk mengendalikan emosinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar