Minggu, 03 Februari 2013

Teman dan Panutan bagi Anak


Seperti sudah dikabarkan, Rasulullah selalu menemani anak-anak dalam permainannya di setiap kesempatan. Diantara anak-anak yang ditemani beliau adalah Ibnu Abbas dengan berjalan bersama dan sepupunya Ja’far. Anas pun sering ditemaninya bermain.
Maka, Anda pun harus menemani anak Anda bermain. Mengapa? Sudah menjadi hak anak bisa ditemani orang yang lebih dewasa agar dia bisa banyak belajar sehingga perilakunya bisa terarah. Tak hanya itu, orang tua juga perlu menemani anaknya bermain dengan teman sebayanya. Kalau perlu memilihkannya. Bukankah teman anak Anda bisa menjadi cermin bagaimana anak Anda? Bukankah orang yang dekat dengan tukang parfum akan kecipratan baunya yang wangi? Demikianlah Rasulullah mengajarkan. Hal ini bukan berarti pilih-pilih teman, namun pengawasan dari Anda lah yang paling berperan penting.
Selain itu, sudah sangat mafhum kalau anak adalah orang tua. Apakah maksudnya? Ya, anak dalam kesehariannya, karena selalu bersama orang tuanya, maka dia akan mengapdosi apa saja yang Anda katakan dan lakukan. Orang tua akan menjadi taladan pertama bagi anak-anak mereka. Tak terkecuali anak Anda. Maka, berikanlah panutan yang terbaik untuk buah hati Anda. Apa saja?
1.    Kejujuran
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang berkata kepada seorang anak kecil,’Kemari! Aku akan memberikan kamu ini,’ lalu ia tidak memberikannya maka ia dianggap telah melakukan satu kebohongan.” (HR Ahmad)
Sekarang ini masih banyak ditemui orang tua berkata bohong kepada anaknya meski untuk tujuan baik. Misalnya, ketika orang tua tak ingin anaknya bermain lama-lama di air, dia berkata kepada anaknya bahwa akan ada setan lewat. Atau ketika mau menyuapi anaknya namun si anak menolak, orang tua berkata,”Tuh lihat ada kucing, ntar makannya diambil ma kucing.” Padahal ketika itu tidak ada kucing. Sederhana, tapi berbahaya.
2.    Adil
Suatu ketika Rasulullah diberi minuman untuk beliau minum sedang di kanan beliau ada seorang anak kecil dan di kiri beliau ada orang tua. Rasulullah lalu berkata kepada anak kecil tersebut,”Apakah kau mengizinkan aku untuk memberikan minuman ini kepada mereka?” Anak itu berkata,”Demi Allah, wahai Rasulullah! Aku tidak akan memberikan bagianku kecuali hanya untukmu!
3.    Berbakti kepada orang tua
Masih ingatkah dengan kisah 3 orang pemuda yang terjebak dalam gua, dimana salah satunya punya amalan yang luar biasa terkait dengan susu? Pemuda ini punya orang tua yang renta dan selalu mendahulukan mereka untuk meminum susu sebelum diberikan kepada anak-anaknya. Suatu hari pemuda ini menebang kayu dan tidak sempat bertemu dengan kedua orang tuanya. Ketika menemuinya, kedua orang tuanya dalam keadaan tertidur.  Anak pemuda ini menangis kelaparan dan minta susu, tapi pemuda ini tak memberikannya hingga kedua orang tuanya terbangun dan minum susu. Melalui amalan ini, pemuda ini memohon pada Allah untuk membuka gua, dan batu yang menutupi hanya bergeser sedikit.
Kita lihat, kisah ini memberikan teladan langsung kepada anak bagaimana harus berbakti kepada orang tua.
4.    Beribadah
Diriwayatkan dari Abu Bakrah bahwa ia berkata kepada ayahnya,”Aku mendengar ayah berdoa di setiap waktu dengan doa,’Ya Allah, perbaikilah fisikku, perbaikilah pendengaranku, perbaikilah penglihatanku. Tiada Tuhan selain Engkau.’ Ayah mengulanginya 3 kali di waktu pagi dan 3 kali di waktu sore.” Sang ayah lalu berkata,”Aku mendengar Rasulullah mengucapkan doa yang sama dan aku suka mencontoh perilakunya.” (HR Abu Daud)
Begitulah, anak akan melihat apa yang dilakukan kedua orang tuanya. Beribadah sudah menjadi kebutuhan manusia, maka sudah sewajarnya sejak dini orang tua mengajarkan dan mencontohkan bagaimana beribadah kepada Allah, pemilik alam raya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar