Jika Anda pergi
berbelanja, cobalah bandingkan harga sebuah apel Fuji yang dikemas dengan
styrofoam warna merah jambu, dengan apel lokal yang ditumpuk begitu saja. Anda
pasti akan melihat bahwa meskipun produknya sama atau nyaris serupa, namun
harga bisa berbeda jauh. Apel Fuji yang berwarna semu kemerahan itu terlihat
lebih menarik, dan harganya sedikit lebih mahal daripada apel biasa yang tanpa
kemasan. Coba pula bandingkan harga deterjen bubuk yang kemasannya putih
sederhana, dengan yang kemasannya berwarna cerah dan menarik. Kemasan yang
mencolok, dengan nama merk jelas, biasanya lebih mudah diingat oleh konsumen
dan dianggap lebih bermutu. Padahal sebenarnya, belum tentu kualitas produk
tanpa kemasan bagus itu lebih rendah dibandingkan yang dikemas menarik.
Orang lebih suka beli buah di supermarket daripada beli buah di pasar ... |
Jadi ingat ketika
membeli kue cubit di pasar kaget dengan bungkus plastic bening biasa dengan kue
cubit yang dibungkus kotak mika di depan perumahan elit. Yang dijual di pasar
kaget dihargai 500 rupiah per bijinya sedangkan yang satunya harga per bijinya
700 rupiah. Padahal bentuk dan rasanya sama. Saya sendiri pun lebih suka
membeli yang di depan perumahan itu.
Ada lagi kisah tentang
perilaku konsumen ini terkait produk, misalnya jasa daycare yang saya tawarkan. Seorang ibu yang menitipkan anaknya di daycare berkata bahwa dia senang dengan
tempat daycarenya yang penuh warna
dan bersih,padahal harganya hampir sama dengan daycare lama yang dulu anaknya pernah dititip.
“Itulah
dampak dari cara penyajian sebuah produk. Konsumen menilai layak tidaknya harga
dan kualitas sebuah produk dari kemasannya,” ujar Veronica Ratna Ningrum, WomanMarketer yang juga pemilik PT
Masterindo Multiguna, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultasi
marketing.
Menurut
Veronica, desain kemasan produk adalah salah satu unsur yang seharusnya tidak
diabaikan oleh para pebisnis. Secara psikologis, penampilan yang menarik akan
mengundang lebih banyak perhatian dari orang lain, dan secara umum hal ini juga
berlaku untuk produk barang maupun jasa. “Menyiapkan kemasan sebuah produk,
perlu direncanakan dengan teliti. Sebab ini menyangkut tentang bagaimana Anda
bisa memenangkan perhatian konsumen dan melekatkan image produk Anda dalam
benak mereka,” ujar Veronica lagi.
Beberapa
unsur yang menurutnya penting untuk diperhatikan saat membuat perencanaan
kemasan produk antara lain adalah:
1.
Warna. Warna memiliki efek besar terhadap aspek emosional
konsumen. Itu sebabnya, setiap perancang kemasan maupun desainer, sangat
memperhatikan pengaruh warna terhadap sebuah produk. Warna merah dan kuning,
misalnya. Dua warna itu kerap digunakan dalam kemasan makanan atau warna
dinding restoran, sebab dapat membantu memancing selera makan. Sementara warna
biru dan hijau, kerap digunakan dalam kemasan makanan sehat atau organik,
karena menimbulkan kesan natural serta menyehatkan.
2.
Desain. Pemilihan bentuk kemasan, turut mempengaruhi kesan yang
ditimbulkan. Perhatikanlah desain botol parfum dari merk-merk ternama. Akan
terlihat bahwa mereka tidak sembarangan menentukan desain botol dan kotak
pembungkusnya. Setiap botol menimbulkan kesan tertentu sesuai dengan citra yang
diinginkan. Misalnya kesan elegan, berkharisma, ceria, dan sebagainya.
3.
Logo. Logo seringkali dianggap remeh oleh pemilik bisnis.
Padahal sebenarnya, logo memiliki kekuatan untuk menimbulkan kesan tersendiri
bagi konsumen. Sebuah kotak kemasan kue yang putih polos, akan tampil mewah dan
elegan hanya dengan tempelan logo berdesain indah yang dicetak pada stiker
warna emas. Sebaliknya, logo yang terlalu rumit, bisa menimbulkan kesan
berantakan dan berat.
Logo
penerbit buku “Gramedia Pustaka Utama” yang kini bekerja sama dengan IndscriptCreative sebagai agensi naskah dan Personal Branding Agency, misalnya.
Sederhana dengan warna merah memberikan kekuatan tersendiri bagi pembaca buku
terbitannya atau para penulis yang ingin menerbitkan bukunya.
4.
Bahan. Pemilihan bahan turut menentukan sisi estetika kemasan.
Pertimbangkanlah jenis materialnya; seperti mika, kertas, kain. Pertimbangkan
pula motif serta asesoris pendukung, agar dapat menunjang penampilan produk
Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar