Selasa, 07 Mei 2013

Oke, tapi ....


“Ayo Mbak Henny duduk di sana sebentar, mau dirias sebentar,” ajak seorang perempuan yang mengurusi acara syuting saya ketika akan menjadi narasumber berbicara tentang daycare.
“Oke,tapi saya bedakan saja ya, biar teman saya yang membedaki,” jawab saya tetap sambil tersenyum ketika tahu bahwa yang merias adalah laki-laki. Teman saya pun membedaki asal tak terlihat kumus-kumus. Tak tebal-tebal amat.
“Ada berkahnya ya Bu Hen mengajak saya,” kata teman saya.
“Baiklah, dikasih lipstik sedikit ya, Mbak,” sapa laki-laki yang mestinya merias diri saya.
“Oke, tapi pakai bedak saja seperti sudah bisa bagus kok!” jawab saya tetap sambil tersenyum.
Dan narasumber lain di sebelah saya pun mengacungi jempol. Saya pun berterima kasih kepada beliaunya.
“Oh ya Mbak, meski ini usaha yang dikelola bersama-sama, tapi ntar mbak menjawabnya tetap harus terkesan bahwa Mbak Henny yang mengelolanya sendiri ya!” pinta perempuan awal yang meminta saya duduk untuk dirias.
“Oke, tapi saya akan gunakan bahasa lain yang tetap mengabarkan bahwa saya mengelola daycare ini karena kerja sama yang kuat dengan pihak terkait. Santai aja Mbak, tetap bisa kok!” jawab saya santai.
Dan proses syuting segera berjalan. Setelah profil saya dan daycare ditampilkan, saya pun dipanggil memasuki panggung talk show. Ada Mbak Ivi Batuta yang menyalami saya kemudian, lalu tanya jawab dengannya juga dengan audience berlangsung seru.
Saya merasa puas. Bukan karena syutingnya, tapi karena perbincangan sebelum syuting tadi. Betapa di lokasi syuting harus bisa beradaptasi tanpa menghilangkan jati diri. Seorang perempuan muslim (muslimah) memang dilarang untuk berhias secara berlebihan. Seorang muslimah juga dilarang bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan merupakan muhrimnya. Maka, sebisa mungkin saya minta dibedaki teman saya yang perempuan. Tapi, yang tak kalah penting adalah cara mengkomunikasikan. Saya tetap tersenyum kepada laki-laki yang bertugas merias dan ketika naik panggung pun saat bertemu dengan nara sumber laki-laki lain saya pun berusaha tetap tersenyum ramah meski saya menolak bersalaman. Syukurlah, orangnya pun paham, malah kami bersama Ivi Batuta bisa terlibat dalam perbincangan yang renyah.
Oke, tapi… Ini jurus jitu saya manakala keadaan tak mendukung jati diri saya sebagai muslimah. Tatkala lingkungan berbeda dengan yang saya harapkan, namun saya tetap bisa berbaur dengan mereka.

1 komentar:

  1. Selamat yaa,mbaak atas kesuksesannya. Salut juga sama "day-care", berarti punya empati besar untuk kemajuan anak bangsa. Plus senengnya bisa ketemuan seleb (Ivi Batuta). Maaf tadi mau ninggalin jejak, eeh spidi error :) salam sukses :)

    BalasHapus