Minggu, 09 November 2014

Isi yang Tak Basi


                Beberapa hari lalu ditawari seorang teman buku-buku kepunyaan anaknya yang sudah tidak dibaca lagi di rumah karena sudah terserap semua isinya oleh anaknya. Saya dikabari terlebih dahulu via Whatsapp, barangkali ada buku yang minat saya beli untuk anak-anak.

                Wow, bukunya cukup banyak! Saya pun memilihnya. Memang tak tahu isinya secara detail, namun lihat judulnya saja sudah menarik. Alhasil saya pun memborong 12 buku dengan merogoh dompet senilai 300 ribuan lebih. Untuk buku anak-anak full colour rasanya sudah cukup murah buku second itu. Yang penting isinya.

                Mengapa isinya? Bagi saya pribadi ketika saya tertarik membeli buku, yang terlintas pertama kali bukanlah harga. Namun isi. Ya, isi. Terlebih karena isi buku tak pernah basi. Buku lama pun masih saja menarik untuk dibaca. Makanya, ketika membelikan buku anak-anak, tak mengapa saya membeli buku meski bukan baru, alias second.

                Wah, anak saya senang banget, apalagi ketika tahu ada gambar petugas pemadam kebakaran. Langsung deh ganti judul buku yang mau dibeli. Yang terpenting adalah bagaimana buku menjadi sesuatu yang menarik di hati anak. Lihat anak-anak membuka buku, membacanya, merapikannya dengan baik, sungguh bahagianya. Murah dan second? Tak mengapa. Isinya tak pernah basi, sehingga sepanjang masa layak untuk dinikmati. Ya, asal bukunya tak rusak saja.

                Membeli buku murah dan second juga mengajarkan kepada anak-anak, bahwa untuk memiliki ilmu bisa dengan cara sederhana yang lain dari biasanya. Maklumlah, kalau anak-anak saya sudah di toko buku, apa saja diambil. Ya, boleh-boleh saja, namun tetap penting bahwa ketika membeli buku tak harus baru dan tak harus mahal. Isinya itu lho yang penting. Apalagi isinya tak pernah basi. Kapan saja butuh masih enak dibaca dan dilihat-lihat gambarnya.


                Nah, kalau Anda, bagaimana mengajak anak Anda membeli buku?

1 komentar: