Seorang
anak balita perempuan sedang asyik memainkan sepedanya di depan rumah. Berputar
mengayuh sepedanya asyik sekali. Ibunya tampak kesal. Dalam waktu lama,
sepiring nasi yang dibawanya belum juga habis. Anak perempuannya tak menggubris
teriakannya untuk berhenti sebentar. Sang ibu jengkel karena anaknya disuruh
makan sendiri tidak mau, tapi disuapi juga makin menikmati bermain sepedanya.
Berhasil menyuapi sesendok, namun lama untuk sesendok berikutnya. Menghabiskan
waktu lama.
Anda
pernah mengalami anak balita Anda seperti ini? Anda perlu berhati-hati. Itu salah satu tanda anak tidak mandiri. Apakah Anda juga masih memakaikan baju dan sepatu
anak ketika akan berangkat sekolah padahal sudah kelas 1 SD? Waspada, karakter
mandiri belum tumbuh di jiwa anak Anda.
Yah,
mandiri itu wajib dipunyai oleh setiap orang, terutama untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Tak terkecuali anak-anak. Seiring dengan jenjang usianya
ada beberapa hal yang memang menuntut anak bisa mandiri, seperti makan, mandi,
pakai baju, sikat gigi, cuci tangan, bahkan mengembalikan piring selepas makan.
Ini adalah ketrampilan hidup yang patut anak dilatih untuk menguasai.
Metode
Montessori bisa dijadikan pilihan untuk melatih anak mandiri dengan tetap
meilbatkan pengaktifan sensorik motorik anak. Ketika anak belajar mengancingkan
baju sendiri, misalnya. Aktivitas dia memasukkan kancing ke lubangnya bisa
memperkuat motorik anak. Saraf sensoriknya juga bekerja anak memegang kancing.
Bagaimana tekstur kancingnya, bentuknya, dsb.
Mandiri
memang karakter harapan orang tua terhadap anaknya. Sebagian besar orang tua
pun memilihkan lembaga pendidikan yang bisa menumbuhkan karakter ini. Sekarang banyak
bermunculan TK yang menerapkan metode ini dan menjadi incaran orang tua. Salah
satunya adalah KiwiKids Preschool & Kindergarten yang terletak di Bekasi. Stefie
Siera Ngangi, pendiri TK ini sangat menyukai dunia anak-anak. Di usianya yang
masih 18 tahun sudah menggeluti dunia bisnis juga berkat karakter
kemandiriannya yang patut diacungi jempol. Dengan metode Montessori yang
diterapkan di TK nya tersebut, selalu terpatri harapan bahwa anak Indonesia
mampu mandiri sehingga di masa mendatang mereka bagaikan pejuang. Tak mudah
menengadahkan tangan, pun bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.
Anak minta
disuapi ketika waktunya makan? Ehm, tidak lagi! Anak sudah pandai berkata,”Hore,
aku bisa makan sendiri!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar