Jokowi
dan Jusuf Kalla baru saja dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden negara
ini. Ada banyak harapan masyarakat Indonesia bertumpu kepada keduanya. Mulai
soal makan, pangan, dan pakaian. Tentunya, tak inginlah negara ini makin tak
karuan keadaannya. Jokowi dan JK tak bisa main-main dalam hal ini. Semaksimal
mungkin harus mampu membahagiakan masyarakat Indonesia ini lima tahun
mendatang.
Setiap
pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya. Tak ketinggalan pula Presiden dan
Wakil Presiden Indonesia kali ini. Siapapun akan dimintai. Tak terkecuali
pimpinan di level yang tidak sekelas presiden sekalipun. Anak Anda menjadi ketua kelas pun tak luput dari tanggung jawab ini.
Zeti
Arina, misalnya. Sebagai ketua IKPI, baginya ini adalah amanah yang besar.
Organisasi bukanlah milik pribadi,meski beliau menjabat sebagai ketua. Sehingga,
tak bisa seenaknya saja Zeti menjalankan perannya. Bagaimanapun, Zeti memandang bahwa dirinya
harus mengerti dan mempunyai cara bagaimana bisa memuaskan customernya. Yang
paling terdekat tentunya anggota IKPI di bawah kepemimpinannya, sebelum jauh
meluas ke masyarakat dan stake holder IKPI.
Bagaimana
cara Zeti Arina, perempuan berkacamata sekaligus konsultan pajak ini memberikan satisfaction kepada
anggotanya di IKPI? Salah satu caranya adalah dengan tidak membela salah satu
anggotanya yang sedang terlibat pertikaian. Yang namanya menjalankan organisasi
tentu tak mulus jalannya. Ada kalanya perselisihan pendapat dan sudut pandang
bisa memicu antar anggota tak tegur sapa. Pro dan kontra itu lumrah terjadi.
Tinggal bagaimana menyiasati agar perbedaan tidak malah menjadikan organisasi
berantakan. Musyawarah adalah solusinya.
Zeti
menambahkan, ketika posisi dirinya sebagai ketua IKPI bisa memberikan kepuasaan
anggotanya, maka dukungan kepadanya untuk membawa organisasi maju akan semakin
besar, Program-program yang dicanangkan dalam AD/ART akan mudah dilakukan.
Pemimpin
memang raja dalam strukturnya. Namun raja tetap harus memuaskan prajuritnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar