“Tabungan
saja tak cukup untuk meraih masa depan yang lebih baik.”
Begitulah
menurut Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia. Menurutnya, masyarakat
Indonesia masih senang memilih menabung daripada investasi. Padahal investasi
khususnya investasi saham di pasar modal bisa hanya dengan membayar 100 ribu
saja.
Namun,
ada kisah menarik soal menabung ini. Sutiman, seorang satpam yang bergaji UMK
memang kehidupannya serba pas-pasan. Gajinya hanya cukup untuk makan dan
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Namun, siapa sangka, istrinya malah
bisa menyisihkan gaji suaminya hingga selama 5 tahun usia pernikahan mereka
sebanyak 10 juta. Menggunakan uang tabungan ini, Sutiman pun bisa membeli rumah
sendiri meski tidak berukuran besar meski harus mencicil lagi selanjutnya.
Tapi, senanglah karena uang habis buat nyicil rumah tapi sudah milik sendiri.
Ya,
memang menabung itu masalah kemauan. Bukan tergantung kemampuan financial.
Menurut data tahun 2010 yang dilakukan Bank Indonesia, didapatkan 62% rumah
tangga di Indonesia tidak memiliki tabungan sama sekali. Di tahun 2013,
prosentase masyarakat Indonesia mau menabung hanya 39% saja. Yang menjadi
penyebabnya adalah gaya hidup konsumtif dan pemahaman yang kurang dari
masyarakat itu sendiri. Asal perut kenyang dan bisa tidur tenang hari itu,
cukup!
Hal ini
sejalan dengan apa yang pernah diungkap oleh Rina Dewi Lina, COO PT. Fokus
Finansial. Bahwa edukasi tentang hal-hal terkait keuangan memang musti terus
digalakkan mengingat gaya hidup masyarakat masih seperti ini. Termasuk masalah
menabung ini. Berkonsultasi dengannya atau membaca tulisan-tulisannya terkait
keuangan di www.rinadl.com sangat bisa
memberi tambahan wawasan untuk bisa dipraktikkan sehari-hari.
Menabung
sajalah dulu! Ya, bagaimana mau investasi kalau budaya menabung saja belum
menjadi kebiasaan kini?
Gaya hidup berpengaruh dengan kebiasaan menabung ya mbak..
BalasHapus